Ujoh Bilang, Mahakam Ulu (ANTARA Kaltim) - Sejumlah pendamping profesional desa, baik tenaga ahli maupun pendsmping desa pemberdayaan tingkat kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, ikut membantu mengevakuasi warga korban banjir di Kampung Long Bagun Ilir.
"Perahu yang kami pakai mengevakuasi adalah perahu milik warga, kami tadi mengevakuasi beberapa ibu yang rumahnya terendam banjir," ujar Tenaga Ahli Bidang Infrastruktur Desa Kabupaten Mahakam Ulu Ihwanuddin kepada Antara di Long Bagun, Minggu.
Sementara Lesman, seorang pendamping desa di Kecamatan Long Pahangai yang belum bisa berangkat ke lokasi kerja karena kondisi alam yang ekstrem akibat banjir, terpaksa bertahan di Long Bagun Ilir menunggu air surut, namun ia tergerak membantu warga yang ingin mengungsi dari banjir.
Lesman bersama pendamping lainnya membantu evakuasi seperti Abal Chair, Pendamping Desa Teknik Infrastruktur Kecamatan Long Bagun, kemudian Anam Sharoji selaku Tenaga Ahli bidang Pengembangan Ekonomi Desa Kabupaten Mahakam Ulu.
Menurut Lesman yang baru dikontrak pada 1 November 2017 ini, ia telah menjadwalkan menuju Long Pahangai naik speedboat pada Minggu pagi, tapi karena kondisi banjir dan arus di hulu Sungai Mahakam yang dipastikan deras bahkan harus melalui beberapa riam dan pusaran air kencang, maka kondisi ekstrem ini tidak mungkin dilalui.
Sementara kondisi banjir di Kampung Long Bagun Ilir pada Minggu malam mulai surut, namun sejumlah rumah warga masih terendam air, termasuk salah satu penginapan di depan Kantor Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Mahakam Ulu yang berlantai dua, untuk lantai pertama terendam air hingga lubang angin atas jendela.
Kemudian pos ronda RT 1 Long Bagun Ilir, tinggal atapnya yang kelihatan pada Minggu Siang. Sementara sekitar 300 rumah atau KK di tiga kampung dilaporkan terendam, yakni Kampung Long Bagun Ulu, Long Bagun Ilir, dan Kampung Batu Keloq..
Sementara warga Long Bagun Ilir yang menjadi korban banjir berharap segera mendapat bantuan kebutuhan pokok, karena kesulitan membeli bahan makanan akibat banjir.
"Kami berharap banjir segera surut agar bisa menuntaskan tugas-tugas kami melakukan pendampingan, apalagi saat ini sedang proses pengajuan pencairan dana desa tahap dua yang sebesar 40 persen," tutur Ihwanuddin.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
"Perahu yang kami pakai mengevakuasi adalah perahu milik warga, kami tadi mengevakuasi beberapa ibu yang rumahnya terendam banjir," ujar Tenaga Ahli Bidang Infrastruktur Desa Kabupaten Mahakam Ulu Ihwanuddin kepada Antara di Long Bagun, Minggu.
Sementara Lesman, seorang pendamping desa di Kecamatan Long Pahangai yang belum bisa berangkat ke lokasi kerja karena kondisi alam yang ekstrem akibat banjir, terpaksa bertahan di Long Bagun Ilir menunggu air surut, namun ia tergerak membantu warga yang ingin mengungsi dari banjir.
Lesman bersama pendamping lainnya membantu evakuasi seperti Abal Chair, Pendamping Desa Teknik Infrastruktur Kecamatan Long Bagun, kemudian Anam Sharoji selaku Tenaga Ahli bidang Pengembangan Ekonomi Desa Kabupaten Mahakam Ulu.
Menurut Lesman yang baru dikontrak pada 1 November 2017 ini, ia telah menjadwalkan menuju Long Pahangai naik speedboat pada Minggu pagi, tapi karena kondisi banjir dan arus di hulu Sungai Mahakam yang dipastikan deras bahkan harus melalui beberapa riam dan pusaran air kencang, maka kondisi ekstrem ini tidak mungkin dilalui.
Sementara kondisi banjir di Kampung Long Bagun Ilir pada Minggu malam mulai surut, namun sejumlah rumah warga masih terendam air, termasuk salah satu penginapan di depan Kantor Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Mahakam Ulu yang berlantai dua, untuk lantai pertama terendam air hingga lubang angin atas jendela.
Kemudian pos ronda RT 1 Long Bagun Ilir, tinggal atapnya yang kelihatan pada Minggu Siang. Sementara sekitar 300 rumah atau KK di tiga kampung dilaporkan terendam, yakni Kampung Long Bagun Ulu, Long Bagun Ilir, dan Kampung Batu Keloq..
Sementara warga Long Bagun Ilir yang menjadi korban banjir berharap segera mendapat bantuan kebutuhan pokok, karena kesulitan membeli bahan makanan akibat banjir.
"Kami berharap banjir segera surut agar bisa menuntaskan tugas-tugas kami melakukan pendampingan, apalagi saat ini sedang proses pengajuan pencairan dana desa tahap dua yang sebesar 40 persen," tutur Ihwanuddin.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017