Tenggarong (ANTARA News) - Festival Rakyat Internasional Erau atau Erau International Folk Arts Festival (EIFAF) yang diselenggarakan di Tenggarong, 22 Juli hingga 30 Juli diikuti delapan negara sahabat.

Negara-negara tersebut yakni Korea Selatan, Jepang, Polandia, Bulgaria, India, Slowakia, Thailand, dan Taiwan.

"Kami terus melakukan inovasi-inovasi agar pelaksanaan Erau ini tidak membosankan setiap tahunnya. Pada tahun ini, kami mengundang sebanyak delapan negara untuk datang ke festival rakyat ini," ujar Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari saat ditemui di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Rabu.

Festival Erau 2017 dibuka oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasona Laoly dan dihadiri 19 duta besar negara sahabat. Festival itu juga diikuti oleh sembilan kabupaten/kota lainnya di Tanah Air, yakni Yogyakarta, Sleman, Gunung Kidul, Bantul, Kulonprogro, Malang, Bone,Paser, dan Kutai Barat.

"Setiap tahun, kami selalu mengganti negara-negara yang hadir di festival ini," katanya.

Tujuan dari diundangnya negara sahabat, lanjut dia, untuk memberi semangat bagi para seniman di Kutai Kartanegara untuk lebih kreatif, belajar dari negara lain meengenai budaya dan juga busana.

"Untuk memotivasi para seniman dan juga masyarakat, kalau orang lain bisa, maka kita harus bisa juga," ujarnya.

Rita menjelaskan Erau yang diselenggarakan setiap tahunnya tersebut terbukti berhasil meningkatkan jumlah wisatawan ke Tenggarong.

Sebelum dirinya menjabat sebagai bupati, jumlah wisatawan yang datang ke Kutai Kartanegara hanya 250.000 setiap tahunnya. Namun saat ini sudah mencapai angka 1,9 juta wisatawan setiap tahunnya.

"Terbukti pada Erau kali ini, banyak wisatawan dari Amerika dan Spanyol, yang tak saya undang, datang ke sini. Ini membuktikan Erau memiliki magnet tersendiri bagi wisatawan," ujar dia.

Kepala Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara, Sri Wahyuni, menjelaskan pihaknya menggelontorkan dana sebesar Rp4 miliar untuk Festival Erau 2017. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Untuk saat ini, kami lebih banyak bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang ada di Kutai Kartanegara dalam penyelenggaraan festival ini," kata Sri.

Sementara itu, Putra Mahkota Kesultanan Kutai, Adji Pangeran Adipate Prabu Anum Suria Adiningrat, mengatakan Erau pada tahun ini lebih meriah dibandingkan tahun sebelumnya.

"Disamping mengangkat kearifan lokal, juga menampilkan budaya lokal. Ini yang menjadikan festival ini sangat menarik," kata Adji Pangeran.

Menurut Adji Pangeran, Erau penting dilaksanakan setiap tahun untuk melestarikan adat dan budaya Kutai Kartanegara.

"Festival ini sangat penting, agar adat jangan terkikis dengan perkembangan zaman. Bagaimana kita yang dulu dan yang sekarang, tetap menjalankan adat istiadat," katanya.

Adji Pangeran berpesan pada masyarakat di Tenggarong untuk menjaga tutur kata dan bahasa, agar wisatawan yang datang mendapatkan kesan yang baik dengan daerah itu. (*)

Pewarta: Indriani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017