Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Ekspor produk industri kehutanan dari Provinsi Kalimantan Timur periode Januari - Maret 2017 didominasi oleh industri plywood atau kayu lapis yang mencapai 72 persen, disusul chipwood atau serpih kayu 23 persen, dan ekspor kayu olahan hanya 2 persen.

"Sejak zaman keemasan kayu di era 1990-an, Provinsi Kaltim memang dikenal sebagai industri plywood," ujar Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kementerian Perdagangan RI Marthin Simanungkalit di Samarinda, Senin.

Hal itu dikatakan Marthin ditemui setelah menjadi narasumber dalam ekspose pelaksanaan SVLK dan Lisensi FLEGT dengan tema Diseminasi Capaian Penerbitan Lisensi FLEGT Indonesia.

Ekspose yang digelar di aula Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim tersebut dihadiri berbagai pihak terkait mulai pelaku ekspor perkayuan, hingga pemerintah daerah yang membidangi teknis ekspor produk perkayuan.

Untuk realisasi ekspor dari produk industri kayu Kaltim periode Januari - Maret 2017, lanjutnya, total senilai 60,38 juta dolar AS dengan volume 221,50 ribu ton. Hasil ekspor sebesar 60,38 juta dolar itu setara dengan Rp803,05 miliar dengan catatan 1 dolar AS setara dengan Rp13.300.

Apabila dicermati perkembangan ekspor hasil kehutanan di Provinsi Kaltim dalam lima tahun terakhir atau sejak 2012 hingga 2016, maka ekspor produk industri kayu dari Kaltim menunjukkan penurunan hingga mencapai 18 persen.

"Dari data yang kami catat, negara tujuan ekspor khusus industri kayu dari Kaltim yang tertinggi dengan tujuan Jepang sebanyak 29 persen, China 28 persen, Amerika Serikat 18 persen, Taiwan 9 persen, dan ke Oman sebanyak 3 persen," ucapnya.

Secara nasional lanjutnya, nilai ekspor dari industri kayu ke semua negara tujuan tahun 2016 senilai 9,37 miliar dolar. Nilai ekspor di tahun ini mengalami penurunan ketimbang 2015 yang tercatat 10,57 miliar dolar dan tahun 2014 yang sebesar 10,77 miliar dolar.

Sedangkan komoditas yang diekspor Indonesia sepanjang 2016 dari industri kayu antara lain kertas menempati posisi terbanyak dengan nilai 3,35 miliar dolar, kemudian ekspor plywood senilai 2,16 miliar dolar, dan bubur kertas sebesar 1,49 miliar dolar.

"Berikutnya ekspor furniture kayu sebesar 1,26,miliar dolar, kayu olahan 1,16 miliar dolar, serpih kayu 102 juta dolar, kerajinan kayu 74,13 juta dolar, veneer 48,72 juta dolar, dan ekspor bangunan prefab senilai 3,35 juta dolar AS," ujarnya. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017