Penajam (ANTARA Kaltim) -Â Pembangunan "water traetment plant (WTP)" Lawe-Lawe Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, tersendat karena anggaran minim, kata Kepala Bidang Cipta Karya dan Penataan Ruang Dinas Pekerjaan Umum setempat, Supardi.
"Anggaran pemerintah kabupaten 2017 terbatas, sehigga pembagunan WTP Lawe-Lawe jiga ikut tersendat," ujar Supardi ketika dihubungi di Penajam, Kamis.
Progres pembangunan WTP di Kelurahan Lawe-Lawe, Kecamatan Penajam tersebut menurut ia, hingga kini baru mencapai sekitar 40 persen.
Pembangunan lanjutan WTP Lawe-Lawe itu lanjut Supardi, bersinergi dengan pembangunan bendungan dan pipa jaringan distribusi PDAM.
"Tapi pengadaan delapan unit mesin pompa dan genset untuk WTP terkendala anggaran yang tidak mencukupi," katanya.
Sementara distributor atau pabrikasi mesin pompa dan genset meminta segera melunasi pembelian kedua mesin tersebut, karena kontraktor pelaksana pengadaan sudah membayar uang muka.
"Pembayaran kepada kontraktor pelaksana pengadaan kedua mesin itu terlambat, karena anggaran pemerintah kabupaten sedang mengalami defisit," ujar Supardi.
Sedangkan untuk pembangunan pipa jaringan distribusi Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM Kabupaten Penajam Paser Utara, kendati lamban telah mencapai sekitar 60 persen.
"Pemasangan pipa jaringan distribusi tidak berjalan maksimal, karena juga persoalan anggaran pemerintah kabupaten yang terbatas, ujar Supardi.
Untuk bisa menyelesaikan proyek yang dibiayai dengan skema tahun jamak sejak 2015 tersebut Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara membutuhkan anggaran lebih kurang Rp12 miliar.
"Kami masih butuh dana sekitar Rp12 miliar untuk menyelasaikan pembangunan yang sudah berjalan mulai 2015 itu," tambah Supardi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
"Anggaran pemerintah kabupaten 2017 terbatas, sehigga pembagunan WTP Lawe-Lawe jiga ikut tersendat," ujar Supardi ketika dihubungi di Penajam, Kamis.
Progres pembangunan WTP di Kelurahan Lawe-Lawe, Kecamatan Penajam tersebut menurut ia, hingga kini baru mencapai sekitar 40 persen.
Pembangunan lanjutan WTP Lawe-Lawe itu lanjut Supardi, bersinergi dengan pembangunan bendungan dan pipa jaringan distribusi PDAM.
"Tapi pengadaan delapan unit mesin pompa dan genset untuk WTP terkendala anggaran yang tidak mencukupi," katanya.
Sementara distributor atau pabrikasi mesin pompa dan genset meminta segera melunasi pembelian kedua mesin tersebut, karena kontraktor pelaksana pengadaan sudah membayar uang muka.
"Pembayaran kepada kontraktor pelaksana pengadaan kedua mesin itu terlambat, karena anggaran pemerintah kabupaten sedang mengalami defisit," ujar Supardi.
Sedangkan untuk pembangunan pipa jaringan distribusi Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM Kabupaten Penajam Paser Utara, kendati lamban telah mencapai sekitar 60 persen.
"Pemasangan pipa jaringan distribusi tidak berjalan maksimal, karena juga persoalan anggaran pemerintah kabupaten yang terbatas, ujar Supardi.
Untuk bisa menyelesaikan proyek yang dibiayai dengan skema tahun jamak sejak 2015 tersebut Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara membutuhkan anggaran lebih kurang Rp12 miliar.
"Kami masih butuh dana sekitar Rp12 miliar untuk menyelasaikan pembangunan yang sudah berjalan mulai 2015 itu," tambah Supardi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017