Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Samarinda, Kalimantan Timur, menyatakan sejumlah jajanan takjil yang dijual di Pasar Ramadhan yang tersebar di sejumlah lokasi aman untuk dikonsumsi warga.

Kepala BBPOM Samarinda Fanani Mahmud saat melakukan inspeksi di Pasar Ramadhan di halaman parkir GOR Segiri, Samarinda, Rabu, mengataka instansinya telah melakukan pengawasan di sejumlah titik lokasi penjualan takjik dan belum menemukan produk jajanan yang mengandung zat- zat berbahaya untuk dikonsumsi.

Menurut Fanani, rata-rata produk jajajan yang dijual layak untuk dikonsumsi sebagai santapan untuk berbuka puasa.

"Kami sudah mengambil 11 sampel makanan yang kami curigai mengandung zat berbahaya, namun ketika kami periksa di laboratorium ternyata hasilnya negatif atau tidak terkandung zat berbahaya," ujarnya.

Pada sidak sebelumnya, petugas BBPOM Samarinda sempat mendapati produk makanan yang mengandung zat berbahaya, namun pedagangnya telah diberikan pembinaan dan sekarang produk makanan tak layak konsumsi tersebut sudah tidak dijual lagi.

"Sidak yang kita lakukan selalu menggandeng instansi terkait seperti Dinas Kesehatan, supaya sosialisasi produk makanan sehat ini bisa tersebar luas kepada maayarakat," katanya.

Fanani membeberkan sejumlah zat berbahaya yang sering digunakan dalam produk jajanan, seperti pewarna tekstil biasa dipakai memberikan kecerahan warna pada produk makanan.

Selain bahan tersebut ada juga formalin yang digunakan untuk mengawetkan makanan supaya tidak cepat basi dan juga boraks yang biasanya digunakan untuk mengenyalkan makanan.

Sejumlah makanan yang mengandung zat tersebut, bila dikonsumsi oleh manusia bisa berakibat pada gangguan kesehatan, misalnya perut mual, ganguan pada sensi tulang atau rematik dan juga bisa berakibat fatal di ginjal.

"Memang ketika kami mendapati penjual nakal yang menggunakan produk berbahaya tersebut, sanksi yang bisa kami lakukan hanya pembinaan, terkecuali bila akibatnya parah untuk manusia, maka itu bisa masuk ke ranah hukum," tegas fanani.(*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017