Samarinda (ANTARA Kaltim) - Industri pupuk kimia di Kota Bontang memberikan kontribusi tertinggi pemasukan investasi di Provinsi Kalimantan Timur untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), pada triwulan I 2017 dengan nilai Rp3,39 triliun dari total investasi Rp4,89 triliun di wilayah itu.

"Dari 10 proyek investasi PMDN yang masuk ke Kaltim periode Januari - Maret tersebut, industri pupuk memberikan andil terbesar hingga mencapai 69,31 persen, atau senilai Rp3,39 triliun," kata Kepala Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Diddy Rusdiansyah di Samarinda, Senin.

Menurutnya kebutuhan pupuk diprediksi akan terus meningkat terutama pada wilayah tengah dan timur Indonesia, sehingga kehadiran pupuk berkapasitas besar seperti yang dibangun di Kota Bontang tersebut, diyakini akan strategis dalam mendukung ketahanan pangan dan upaya mewujudkan swasembada pangan.

Apalagi kebutuhan pupuk juga dipastikan terus meningkat seiring dengan gencarnya pemerintah menambah luas lahan pertanian baik untuk sawah maupun perkebunan.

Termasuk cetak sawah baru yang dilakukan kerja sama dengan TNI AD di seluruh Indonesia termasuk Provinsi Kaltim dan menjadi satu peluang oleh investor untuk meningkatkan produksi pupuknya.

Ia menjelaskan berada pada posisi kedua penyumbang nilai PMDN selama triwulan I 2017 adalah sektor pertambangan meliputi tiga proyek, yakni proyek pertama senilai Rp280 miliar, kedua Rp250 miliar, dan ketiga Rp2,14 miliar.

Peringkat ketiga adalah subsektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, dan industri pengolahan pangan yang terdapat dua proyek dengan total nilai Rp206, 72 miliar.

Selanjutnya subsektor kehutanan di peringkat empat yang terdapat dua proyek yang dikerjakan, proyek pertama senilai Rp32,13 miliar dan proyek kedua dengan nilai Rp12 miliar.

"Sementara untuk sektor tersier seperti infrastruktur listrik, gas, dan air, sebenarnya investasinya sudah direalisasikan, namun karena belum dilaporkan berapa nilai yang terserap di proyek ini, jadi belum tercatat dalam pembukuan kami," ujar Diddy. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017