Sangata (ANTARA News - Kaltim) - Bidang agribisnis di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kaltim kian kokoh menjadi "leading sector" (sektor utama) dalam mendorong perekonomian daerah itu, terbukti kini sudah berdiri 15 pabrik minyak mentah sawit atau CPO (crude palm oil).
"Rentan 2009 hingga 2010, bidang agribisnis kian memperkokoh untuk menjadi leading sector. Secara terukur bisa dilihat dari penyerapan tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit yang mencapai angka 72,02% dari angka pencari kerja,"kata Bupati Kutai Timur, Isran Noor di Sangata, Senin.
Terkait hal itu, kata dia, maka peluang besar pembangunan menempatkan sektor pertanian sebagai sektor utama dalam pengembangan kebijakan daerah di tahun 2011.
Selama ini, Kutai Timur lebih dikenal sebagai daerah penghasil batu bara terbesar nasional karena untuk satu perusahaan saja, yakni PT. Kaltim Prima Coal (KPC) bisa memproduksi 50 juta ton per tahun.
Produksi kelapa sawit yang berasal dari perkebunan kelapa sawit swasta (PBS) mencapai angka 1.096.648,48 ton dengan luasan lahan mencapai 224.368,52 hektar. Melihat perkembangan yang sangat signifikan di tahun 2010 lalu.
"Pemkab Kutai Timur, akan menambah porsi pembangunan pabrik CPO di tahun 2011 ini, karena dari 13 unit pabrik CPO yang ada baru berkapasitas 580 ton per jam," katanya.
Peran sub sektor perkebunan terhadap peningkatan angka perekonomian daerah, sekarang ini sudah menunjukkan angka diatas rata-rata, yaitu sekitar 11,78 persen.
Kebijakan Pemkab terhadap berbagai upaya mendukung pengembangan industri pertanian dan perkebunan sebagai bentuk nyata diversifikasi pendapatan diluar sektor Migas dan batu bara, yakni sumber daya alam yang bisa habis.
Dalam lima tahun kedepan, investasi yang masuk dari luar maupun dalam negeri ke kabupaten Kutai Timur mencapai angka 25 Miliar Dolar AS.
"Dimana ada sejumlah perusahaan yang menanamkan modal terutama dibidang pembangunan rel kereta api (railway) Muara Wahau-Bengalon, peleburan bauksit, pembangunan infrastruktur dan pengembangan industri hilir bauta bara, serta pembangunan industrial green," papar dia.
Telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten dan DPRD setempat untuk menjadikan daerah ini menarik bagi pemodal, yakni melalui kemudahan, keamanan, kemampuan menyediakan fasilitas berupa pelabuhan besar dan juga transportasi, serta dukungan masyarakat.
"Hal itu, dianggap mampu memelihara serta menarik investasi ke daerah," katanya menambahkan.
Pemkab Kutim kini secara konsisten melakukan promosi bagi upaya bagi penanaman modal dalam negeri dan asing yang berlandaskan pengembangan ekonomi kerakyatan.
"Sehingga secara konsisten akan menumbuhkembangkan gairah masyarakat dalam berusaha terutama pada sektor pertanian luas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
"Rentan 2009 hingga 2010, bidang agribisnis kian memperkokoh untuk menjadi leading sector. Secara terukur bisa dilihat dari penyerapan tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit yang mencapai angka 72,02% dari angka pencari kerja,"kata Bupati Kutai Timur, Isran Noor di Sangata, Senin.
Terkait hal itu, kata dia, maka peluang besar pembangunan menempatkan sektor pertanian sebagai sektor utama dalam pengembangan kebijakan daerah di tahun 2011.
Selama ini, Kutai Timur lebih dikenal sebagai daerah penghasil batu bara terbesar nasional karena untuk satu perusahaan saja, yakni PT. Kaltim Prima Coal (KPC) bisa memproduksi 50 juta ton per tahun.
Produksi kelapa sawit yang berasal dari perkebunan kelapa sawit swasta (PBS) mencapai angka 1.096.648,48 ton dengan luasan lahan mencapai 224.368,52 hektar. Melihat perkembangan yang sangat signifikan di tahun 2010 lalu.
"Pemkab Kutai Timur, akan menambah porsi pembangunan pabrik CPO di tahun 2011 ini, karena dari 13 unit pabrik CPO yang ada baru berkapasitas 580 ton per jam," katanya.
Peran sub sektor perkebunan terhadap peningkatan angka perekonomian daerah, sekarang ini sudah menunjukkan angka diatas rata-rata, yaitu sekitar 11,78 persen.
Kebijakan Pemkab terhadap berbagai upaya mendukung pengembangan industri pertanian dan perkebunan sebagai bentuk nyata diversifikasi pendapatan diluar sektor Migas dan batu bara, yakni sumber daya alam yang bisa habis.
Dalam lima tahun kedepan, investasi yang masuk dari luar maupun dalam negeri ke kabupaten Kutai Timur mencapai angka 25 Miliar Dolar AS.
"Dimana ada sejumlah perusahaan yang menanamkan modal terutama dibidang pembangunan rel kereta api (railway) Muara Wahau-Bengalon, peleburan bauksit, pembangunan infrastruktur dan pengembangan industri hilir bauta bara, serta pembangunan industrial green," papar dia.
Telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten dan DPRD setempat untuk menjadikan daerah ini menarik bagi pemodal, yakni melalui kemudahan, keamanan, kemampuan menyediakan fasilitas berupa pelabuhan besar dan juga transportasi, serta dukungan masyarakat.
"Hal itu, dianggap mampu memelihara serta menarik investasi ke daerah," katanya menambahkan.
Pemkab Kutim kini secara konsisten melakukan promosi bagi upaya bagi penanaman modal dalam negeri dan asing yang berlandaskan pengembangan ekonomi kerakyatan.
"Sehingga secara konsisten akan menumbuhkembangkan gairah masyarakat dalam berusaha terutama pada sektor pertanian luas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011