Samarinda (ANTARA News - Kaltim) -  Saat ini penderita penyakit TBC (tuberclusis) di Kaltim masih tinggi, yaitu sebanyak 1.648 orang atau masih menjadi salah satu daerah terbanyak menderita penyakit paru itu.

 "Memang penderita yang sudah terdeteksi masih sangat minim, akan tetapi pengobatan untuk para penderita TBC yang telah terdeteksi tersebut sangat optimal. Kalimantan Timur menempati urutan ke dua terbanyak dari 33 provinsi sebagai daerah yang memiliki penderita TBC" kata Kepala Teknis Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dr. Achlia di Samarinda, Rabu.

Data itu tentu tidak menggembirakan bagi Kaltim, apalagi selama ini provinsi itu dikenal sebagai salah satu daerah terkaya dengan PDRB sekitar Rp360 triliun.

Dinas Kesehatan Kaltim telah mengadakan sistem DOTS (Directly Observed Treatment Strategy) yaitu sebuah strategi pengawasan langsung menelan obat jangka pendek.

 "Hal ini bertujuan agar si penderita TBC dapat meminum obat secara berturut dan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan yaitu minimal 6 bulan, selain itu mencegah timbulnya resistensi akibat dari adanya efek samping dari obat" katanya menambahkan.

Sistem DOTS tersebut dilaksanakan dengan cara memeriksa dahak pasien secara mikroskopis yang diduga terkena penyakit TBC atau mengidap BTA+ (Bakteri Tahan Asam), bakteri tersebut sangat menular.

 Melalui sistem DOTS tersebut, pasien dan pihak keluarga pasien dituntut peran aktifnya dalam menyukseskan program tersebut dengan cara meminum obat secara teratur. Selain itu terdapat Pengawas Menelan Obat (PMO), yaitu petugas medis dan keluarga pasien.

Target pasien yang sembuh dengan penggunaan sistem DOTS tersebut yaitu 80 persen, walaupn demikian saat ini Kaltim memiliki kesuksesan terhadap penyakit TBC yang tinggi, yaitu mencapai 85 persen dari jumlah pasien yang dirawat telah sembuh.

"Pencapaian dalam jumlah tersebut merupakan suatu hal yang membanggakan karena Kaltim dapat melaksanakan strategi DOTS tersebut dengan baik,"  katanya lagi.

Dalam upaya memberantas penyakit TBC di Kaltim, pihak Dinas Kesehatan Kaltim telah melakukan kerjasama dengan 14 rumah sakit di seluruh wilayah Kaltim baik negeri maupun swasta untuk melaksanakan strategi DOTS.

Dengan adanya kerjasama tersebut, diharapkan pemberantasan penyakit TBC dapat lebih optimal. Selain itu para pasien yang melaksanakan pengobatan dari strategi DOTS tersebut tidak akan dikenakan biaya sedikitpun.

"Sebaiknya masyarakat terlebih dahulu memeriksakan dirinya ke PUSKESMAS terdekat, jangan langsung ke rumah sakit, karena tiap PUSKESMAS sudah dapat menangani penyakit TBC dan gratis," katanya mengakhiri.

   

Pewarta:

Editor : Iskandar Zulkarnaen


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011