Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemeliharaan ruas jalan dengan banyak titik kerusakan di jalur Samarinda - Bontang - Sangatta - Maloy - Sangkulirang, Provinsi Kalimantan Timur, pada 2017 tidak akan berjalan maksimal karena mendapat alokasi APBN hanya sebesar Rp45,45 miliar.

"Idealnya pemeliharaan jalan nasional di jalur tersebut mendapat anggaran ratusan miliar, tapi karena tahun ini alokasinya kecil, maka tidak banyak yang bisa dikerjakan," ujar Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat Provinsi Kaltim Joko Setiono di Samarinda, Minggu.

Menurut ia, kondisi anggaran yang nilainya kecil untuk penanganan jalan yang tingkat kerusakannya parah seperti kondisi yang terjadi sekarang akan sulit mampu memelihara semua titik yang longsor maupun jalan berlubang.

Namun demikian, anggaran yang kecil itu akan difokuskan menangani titik-titik jalan yang dianggap prioritas seperti tingkat kerawanan kecelakaan, sehingga titik rawan tersebut harus ditangani segera.

Idealnya, tambah Joko, semua titik kerusakan baik jalan bergelombang, lubang, maupun longsor, seharusnya harus segera mendapat biaya perawatan, namun karena anggaran yang sedikit, maka pihaknya harus menyesuaikan pada titik yang paling prioritas.

"Keterbatasan pendanaan untuk penanganan atau pemeliharaan rutin dan rekonstruksi berkala jalan nasional perlu disikapi dengan melaksanakan skala prioritas," katanya.

Ia melanjutkan pembiayaan dari APBN yang menurun memaksa pola pelaksanaannya berubah, yakni dari per segmen kegiatan, menjadi penanganan per satu atau per ruas dengan pemeliharaan rutin dan rekonstruksi berkala.Joko mengemukakan Pemprov Kaltim ingin akses transportasi masyarakat tetap lancar dan tidak terganggu akibat kerusakan jalan yang tidak tertangani, sehingga dengan anggaran yang terbatas pola penanganannya juga diubah.

"Pada penanganan jalan yang mengalami rusak parah dilakukan rekonstruksi struktur beton. Sedangkan penanganan jalan berlubang hanya melalui operasi sapu lubang," katanya.

Menurut Joko, dalam menangani ruas tersebut tidak ada lagi sistem satu ruas jalan, berbeda dengan sistem dulu yang dilakukan untuk jalur Sangatta - Simpang Perdau, kemudian Simpang Perdau - Sangkulirang. Sistem ini sekarang tidak bisa lagi diterapkan karena kecilnya anggaran.

"Kalau sekarang, untuk jalur utara ini hanya ada dua kegiatan dari APBN, yakni kerusakan pada jalur mulai simpang Lempake di Samarinda hingga Sangatta sepanjang 164,8 kilometer, kemudian jalur Sangatta - Maloy - Sangkulirang sepanjang 118 kilometer," ucap Joko. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017