Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty mengatakan penduduk tumbuh seimbang  di Indonesia jika angka kelahiran total (Total Fertelity Rate/TFR)  2,1

"Diera tahun 70 an  pemerintah mampu menurunkan angka kelahiran total menjadi 2,6 namun  hal itu masih harus diturunkan  hingga menjadi 2,1 jika tidak maka akan terjadi ledakan penduduk, karena penduduk  tumbuh sesuai dengan  deret ukur," kata nya saat melakukan dialog interaktif pada stasiun televisi lokal Balikpapan TV di Balikpapan.

Menurutnya Indonesia akan mengalami bunus demografi  pada tahun 2025-2030 dimana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun)  lebih mendominasi  dari warga tidak produktif (balita dan lansia) yakni jumlahnya 50 persen labih dari jumlah penduduk usia lainnya.

"Bonus demografi  bisa menjadi anugrah apabila penduduknya berkualitas  dan  sebaliknya bisa juga menjadi bencana apabila  penduduknya  tidak berkualitas," katanya.

Lanjut dia betapapun suksesnya pertumbuhan ekonomi jika pertumbuhan penduduk  tidak terkendali  maka tidak akan dapat mensejahterakan masyarakat. Keberhasil pemerintah di tahun 1970-an, karena pemerintahan masih sentralistik sehingga visi dan misi dapat dilaksanakan dari pusat ke daerah bahkan sampai ke desa-desa.

Namun di era otonomi  daerah program KB mulai ditinggalkan sehingga kembali terjadi peningkatan angka kelahiran total, tetapi pada tahun 2009 BKKBN sebelumnya  sebagai Badan Koordinasi dan Keluarga Berencana Nasional  (BKKBN) diganti  menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional  sesuai UU No.52 tahun 2009  tentang perkembangan kependudukan  yang menjalankankan tugas dan fungsinya  Kependudukan Keluarga berencana  dan pembangunan keluarga (KKBPK).

Surya Chandra menjelaskan  berdasarkan  UU No.52/2009  BKKBN  kembali  menggalakan program KKBPK  untuk  menurunkan  angka kelahiran  dan meningkatkan kualitas penduduk sesuai dengan program Nawacita pemerintah, di antaranya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, melakukan revolusi mental dan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa.

Ia mengemukakan membangun dari daerah pinggiran BKKBN memprogramkan kampung KB  yang ada di setiap desa yang dicanangkan sebelumnya oleh  Presiden RI Jokowi pada 14 Januari  2016 di Kabupaten Cirebon , Provinsi  Jawa Barat.

Sementara itu, Kepala OPD Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPPKB) Kota Balikpapan Sri Wahyuningsih mengatakan di Kota Balikpapan telah dibentuk Kampung KB di pemukiman nelayan Kelurahan Manggar, Kecamatan Balikpapan Timur.

"Pembentukan kampung KB Selili di Kelurahan Manggar itu sudah sesuai dengan kreteria, yakni daerah padat penduduk dan  kepesertaan KB-nya sedikit," katanya.

Ety, salah seorang pengelola kampung KB Selili Kelurahan Manggar menambahkan sejak adanya kampung KB masyarakat di beberapa RT mulai memahami  program KKBPK dan banyak sudah  ber-KB, karena sebelumnya  mereka masih mempercayai  kebiasaan atau adat  dan larangan-larangan ber-KB.

"Apalagi sejumlah mahasiswa Akademi Kebidanan Borneo Medistra Balikpapan melakukan KKN di kampung KB Selili memberikan pemahaman kepada warga yang belum paham tentang program KB yang benar. Selain itu, partisipasi warga setempat di bidang kesehatan, lingkungan dan kegiatan lainnya makin meningkat sejak adanya kampung KB," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017