Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak menyatakan mendukung upaya perlindungan terhadap berbagai satwa endemik Kalimantan.

"Sejak awal saya sudah memberikan dukungan atas perlindungan satwa endemik Kaltim termasuk Badak Kalimantan selain Pesut Mahakam, Banteng, dan Gajah Kalimantan," kata Awang Faroek pada Loka Karya Sosialisasi dan Perencanaan Konservasi Badak di Samarinda, Selasa.

Kalimantan Timur, katanya, memiliki berbagai satwa endemik, salah satunya Badak Kalimantan yang terdapat di wilayah Kabupaten Kutai Barat.

Gubernur Awang meminta seluruh pemangku kepentingan di daerah itu ikut mengamankan habitat Badak Kalimantan tersebut.

Walaupun spesiesnya sama dengan Badak Sumatera, katanya, badak yang terdapat di Kabupaten Kutai Barat tetap memiliki perbedaan genetik sehingga disebut Badak Kalimantan.

Langkah berikutnya, katanya, tim yang menangani badak tersebut mencari serta menentukan kawasan perlindungan sekaligus penyelamatan satwa endemik itu.

Gubernur Awang menyebutkan dalam tata ruang wilayah Kaltim, ada wilayah yang diperuntukkan bagi kawasan konservasi, yakni areal hutan lindung cagar alam bekas tambang.

Kawasan itu, katanya, merupakan areal bekas tambang emas PT Kelian Equitorial Mining (KEM) di Kabupaten Kutai Barat yang telah habis masa kontraknya.

"Kawasan itu bisa menjadi tempat penangkaran atau perlindungan bagi satwa endemik Pulau Kalimantan yang terancam punah ekosistemnya," kata Awang Faroek.

Direktur Kawasan Konservasi Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Dahonoaji menyebutkan telah menetapkan areal PT KEM sebagai kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK) untuk konservasi badak.

"Badak Kalimantan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Kaltim bahkan Indonesia. Perlindungan kawasan sangat penting dari gangguan di luar maupun di dalam habitat harus dikurangi, termasuk kegiatan penambangan dan penebangan kayu," ujarnya.

Ia mengatakan penyelamatan Badak Kalimantan telah dilakukan sejak 2010 oleh WWF Indonesia bersama Kementerian LHK, serta masyarakat setempat.

Loka karya itu, antara lain dihadiri Kepala Dinas Kehutanan dan Dinas Lingkungan Hidup Kaltim serta para tokoh dan kepala adat Kutai Barat dan Mahakam Ulu, serta WWF Indonesia. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017