Samarinda (ANTARA News - Kaltim) - Polresta Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), belum menetapkan tersangka terkait kebakaran Mal Samarinda Central Plaza, Sabtu pekan lalu.

"Sejauh ini, belum ada tersangka dan kami masih mengumpulkan keterangan saksi mata," kata Kepala Satuan Resrse Kriminal (Kasat Reskrim) Polresta Samarinda, Komisaris Arif Budiman mengungkapkan hal itu di Samarinda, Selasa.

Sebelumnya, sempat beredar informasi penyalur elpiji ukuran 50 Kg telah ditetapkan tersangka, terkait dugaan kebocoran tabung gas elpiji yang digunakan pihak rumah makan "Hot Spot" sebagai penyebab kebakaran Mal SCP tersebut.

Pasca kebakaran yang melukai enam orang termasuk petugas kebakaran itu, polisi kata Arif Budiman telah memeriksa 14 saksi.

"Sejauh ini, sudah 14 orang saksi yang telah kami mintai keterangan. Saksi yang kami periksa masih sebatas orang yang melihat langsung awal kebakaran itu, termasuk koki dan karyawan rumah makan 'Hot Spot' yang diduga melihat adanya kebocoran tabung gas sebagai penyebab kebakaran itu," kata Arif Budiman.

Hasil pemeriksaan saksi tersebut lanjut Kasat Reskrim Polresta Samarinda itu kemudian disingkronkan dengan hasil pemeriksan Labfor Mabes Polri di Surabaya, Jawa Timur.

"Jadi, kami hanya akan mengoptimalkan fakta di TKP (Tempat Kejadian Perkara), melalui keterangan saksi kemudian akan disesuaikan dengan hasil uji Labfor Surabaya," katanya.

"Sisa kebakaran dari TKP telah kami kirim ke labfor untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran itu. Jadi, labfor yang bisa menyimpulkan penyebab pasti kebakaran itu yang akan dikuatkan dengan keterangan saksi mata," katanya.

Polisi juga lanjut dia akan memanggil pihak penyalur tabung gas elpiji seberat 50 kilogram yang diduga mengalami kebocoran sebagai penyebab kebakaran di mal berlatai empat tersebut.

"Empat buah tabung gas ukuran 50 kilogram telah kami amankan sebagai barang bukti. Peyalur atau agen tabung gas itu akan dijadwalkan dipanggil untuk dimintai keterangan," katanya.

Berdasarkan data kepolisian lanjut Arif Budiman, kebakaran di Mal SCP tersebut menyebabkan enam orang terluka dan satu orang pingsan akibat shock.

"Dari enam orang terluka termasuk petugas pemadam kebakaran itu, korban yang mengalami luka bakar cukup parah yakni koki rumah makan "Hot Spot' itu. Keterangan terkait tingkat luka bakar yang diderita para korban itu menjadi kewenangan pihak medis," katanya.

Kebakaran yang terjadi di Mal SCP itu berlangsung pada Sabtu (19/2) sekitar pukul 16.00 WITA.
Kebakaran itu berasal dari lantai dua, tepatnya di rumah makan "Hot Spot" diduga akibat ledakan tabung gas.

Belasan mobil PMK yang dikerahkan di lokasi kebakaran at kesulitan untuk menembus titik api di lantai dua Mall SCP tersebut, akibat minimnya fasilitas untuk melakukan proses pemadaman pada gedung bertingkat.

Bahkan, upaya evakuasi melalui mobil tangga milik PMK dengan cara memecahkan kaca tidak berhasil dilakukan sebab kaca jendela Mall SCP tersebut dilapisi beton.

Puluhan petugas PMK dibantu para relawan terpaksa menerobos ke gedung berlantai empat tersebut untuk mencari pengunjung dan karyawan yang terjebak. Api akhirnya sepenuhnya bisa dikuasi Sabtu petang, sekitar pukul 18.30 WITA.

Kapolsekta Samarinda Ilir, Komisaris Feby DP Hutagalung, yang juga ditemui di lokasi kebakaran mengatakan, delapan orang yang terluka, tujuh di antaranya petugas PMK dirawat di Rumah Sakit Islam Samarinda akibat terkena semburan api dari ledakan tabung gas tersebut.

"Dari data sementara, ada delapan orang yang terluka dan tujuh diantaranya petugas PMK sementara seorang lainnya koki dari rumah makan diduga asal api itu. Kami masih terus mengidentifikasi apakah masih ada korban lain," kata Kapolsekta.

Pewarta:

Editor : Iskandar Zulkarnaen


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011