Samarinda (ANTARA Kaltim) -  The Nature Conservancy (TNC) Indonesia bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kalimantan Timur menggelar pertemuan membahas penggunaan dana desa sekaligus pengembangan desa dalam pengelolaan hutan.

"Desa memiliki banyak anggaran yang diantaranya dari dana desa, sedangkan TNC punya aplikasi SIGAP (Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan). Inilah yang coba kita padukan," ujar Kepala DPMPD Provinsi Kaltim Moh Jauhar Efendi dalam pertemuan dengan TNC Indonesia di DPMPD Kaltim, Samarinda, Selasa.

Pertemuan ini merupakan yang pertama kali dilakukan antara TNC dengan pihaknya sehingga masih diperlukan pertemuan lanjutan, sampai akhirnya ditemukan kesepahaman yang kemudian dilanjutkan dengan penandatangan kerja sama penerapan aplikasi SIGAP.

Jauhar ketika ditanya setelah pertemuan mengatakan, model SIGAP lebih menonjolkan pada aspek perencanaan sehingga dalam pembangunan desa ke depan, tentu dokumen perencanaannya hanya satu sehingga lebih mudah dipahami oleh kepala desa.

SIGAP, katanya, lebih banyak perannya dalam memotret potensi yang dimiliki masing-masing desa sehingga akan berguna bagi pengembangan desa.

Model SIGAP juga sudah diuji pada dua kampung di Kabupaten Berau dan sekarang sudah dikembangkan pada 24 kampung di Berau karena dinilai berhasil.

"Kita ingin model ini bisa dikembangkan di seluruh Kaltim karena penerapannya sudah teruji dan berhasil, terutama Kampung Merabu, Kecamatan Kelay, Berau, sehingga bisa diterapkan kepada kampung/desa lain. Namun kami masih perlu beberapa kali pertemuan untuk memantapkan kerja sama ini," ucap Jauhar.

Sedangkan Saipul Rahman, Senior Manager Berau Program TNC Indonesia mengatakan SIGAP sejalan dengan konsep Perhutanan Sosial yang kini dikembangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan target 12,7 juta hektare.

Menurutnya, SIGAP merupakan pendekatan yang dikembangkan TNC untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian desa, terutama dalam membuat dan melaksanakan rencana pembangunan dan mengelola sumberdaya alam secara terpadu.

Dalam hal ini, lanjutnya, yang diakomodir TNC adalah memanfaatkan kehutanan untuk meningkatkan ekonomi warga seperti dimanfaatkan untuk pertanian, peternakan, dan kegiatan ekonomi lain yang berbasis pada kelestarian.

"Untuk memanfaatkan kawasan perhutanan sosial tersebut tentu harus dilakukan perencanaan yang matang karena konsep utama kami adalah konservasi. Sebelum kita melakukan perencanaan, tentu lebih dulu harus melakukan pertemuan dan diskusi dengan warga karena program ini adalah untuk warga desa," katanya.

Dalam usaha melibatkan masyarakat yang dikembangkan oleh TNC, tentu berdasarkan pada konsep pemberdayaan masyarakat berbasis aset desa yang meliputi tujuh tahapan antara lain pendekatan, dialog, mengumpulkan kekuatan, dan mematangkan rencana perubahan.

"SIGAP sebagai alat bagi para pendamping desa maupun pihak ketiga dalam mendampingi warga dan pemerintah desa, terutama dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur, menata lahan, mengembangkan ekonomi, mengelola SDA, dan laporan penggunaan dana," kata Saipul. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017