Penajam (ANTARA Kaltim) - Upaya penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, kurang dapat perhatian dari pemerintah kabupaten padahal jumlah kasus HIV/AIDS di daerah itu setiap tahun terus mengalami peningkatan.

Di mana pada tahun ini (2017) Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara hanya menganggarkan Rp39 juta untuk upaya penanggulangan HIV/AIDS selama satu tahun.

"Kami terkendala anggaran untuk melakukan penanggulangan HIV/AIDS, karena hanya mendapatkan Rp39 juta," ungkap Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara Eka Wardhana, ketika ditemui di Penajam, Senin.

Jumlah ODHA (orang dengan HIV/AIDS) di Kabupaten Penajam Paser Utara saat ini terdata sebanyak 44 orang, yang terdiri dari usia empat tahun hingga 50 tahun.

Namun lanjut Eka Wardhana, diprediksi terdeteksinya kasus HIV/AIDS di wilayah Penajam Paser Utara saat ini hanya sebagain kecil, karena kasus itu seperti fenomena gunung es.

Sebelumnya jumlah ODHA di Kabupaten Penajam Paser Utara sebanyak 47 orang, namun hingga Februari 2017 tiga ODHA meninggal dunia karena penyakit yang diidapnya sudah sangat parah.

Sedangkan dari 2005 hingga saat ini terdata sudah sekitar 24 orang di Kabupaten Penajam Paser Utara yang meninggal dunia disebabkan terinfeksi HIV.

Penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Penajam Paser Utara lanjut Eka Wardhana, sudah semakin memprihatinkan dan perlu perhatian khusus dari pemerintah kabupaten dan semua pihak.

Ia menjelaskan dengan anggaran Rp39 juta, hanya dapat dimanfaatkan sebagai biaya penunjang koordinasi di setiap puskesmas saja.

Dinkes Kabupaten Penajam Paser Utara ada batuan dana hibah dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, dan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS untuk kegiatan penanggulangan HIV/AIDS di wilayah Penajam Paser Utara.

Selain itu dari informasi yang diperoleh kurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara tersebut, membuat kurang optimalnya Klinik VCT (voluntary conseling testing) atau layanan konseling dan tes HIV sebagai pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di daerah itu.

Dengan kurang optimalnya Klinik VCT di Kabupaten Penajam Paser Utara itu, menjadi kendala menyangkut bantuan obat-obatan yang tidak pernah didistribusikan ke deaeah itu karena data para ODHA tidak terlaporkan secara online ke Kementerian Kesehatan.

Dengan demikian, para ODHA di Kabupaten Penajam Paser Utara terpaksa harus ke Balikpapan untuk mendapatkan obat-obatan gratis yang harus dikonsumsi secara rutin itu. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017