Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pangkalan Pendaratan Ikan Selili di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, segera direnovasi seiring tersedianya dana alokasi khusus dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara senilai Rp16 miliar.
"PPI Selili dibangun pada1991, jadi sekarang umurnya sudah lebih dari 25 tahun atau mendekati 26 tahun, jadi wajar banyak fasilitas yang rusak sehingga harus direnovasi," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltim Nursigit di Samarinda, Senin.
Dana senilai Rp16 miliar itu antara lain digunakan untuk penurapan di tepi Sungai Mahakam kawasan PPI Selili, kemudian untuk perbaikan lokasi pelelangan karena memang kayunya sudah banyak yang lapuk.
Perbaikan atau renovasi PPI Selili menjadi prioritas karena di lokasi ini menampung lebih dari 40 ton ikan per hari, guna melayani 10 pasar di Samarinda dan pasar lain di sekitarnya dengan berbagai jenis ikan laut maupun ikan perairan umum.
PPI Selili Samarinda, katanya, berperan besar dalam memenuhi ketersediaan ikan di semua pasar di Samarinda. Kemudian 20 persen di antaranya didistribusikan ke Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Barat, dan Mahakam Ulu.
Di PPI Selili ada sekitar 800 pengecer yang menggunakan sepeda motor dan mobil. Mereka membutuhkan ikan sebanyak 40 ton per hari, atau mencapai 1.200 ton per bulan untuk didistribusikan ke pelanggan masing-masing.
Ikan yang didaratkan dan didistribusikan terdiri 44 jenis ikan, yakni tujuh jenis ikan berkulit keras dan 33 jenis ikan berkulit lunak untuk hasil perairan laut.
Sedangkan 25 jenis ikan lainnya terdiri dari tiga jenis ikan berkulit keras dan 22 jenis ikan berkulit lunak untuk hasil perikanan dari perairan umum darat baik sungai, kolam, maupun tambak.
Di PPI Selili terdapat 27 kios ikan yang setiap harinya menerima suplai berbagai jenis ikan laut maupun perairan umum. Ke-27 kios tersebut terdiri dari 15 kios untuk ikan laut dan 15 kios lainnya khusus untuk ikan perairan umum.
"Mengingat peran PPI Selili yang begitu besar ini, kami harus meningkatkan kualitas pelayanannya, sehingga akan diupayakan menambah sarana dan prasarana PPI Selili yang dananya sudah ada dari DAK," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
"PPI Selili dibangun pada1991, jadi sekarang umurnya sudah lebih dari 25 tahun atau mendekati 26 tahun, jadi wajar banyak fasilitas yang rusak sehingga harus direnovasi," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltim Nursigit di Samarinda, Senin.
Dana senilai Rp16 miliar itu antara lain digunakan untuk penurapan di tepi Sungai Mahakam kawasan PPI Selili, kemudian untuk perbaikan lokasi pelelangan karena memang kayunya sudah banyak yang lapuk.
Perbaikan atau renovasi PPI Selili menjadi prioritas karena di lokasi ini menampung lebih dari 40 ton ikan per hari, guna melayani 10 pasar di Samarinda dan pasar lain di sekitarnya dengan berbagai jenis ikan laut maupun ikan perairan umum.
PPI Selili Samarinda, katanya, berperan besar dalam memenuhi ketersediaan ikan di semua pasar di Samarinda. Kemudian 20 persen di antaranya didistribusikan ke Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Barat, dan Mahakam Ulu.
Di PPI Selili ada sekitar 800 pengecer yang menggunakan sepeda motor dan mobil. Mereka membutuhkan ikan sebanyak 40 ton per hari, atau mencapai 1.200 ton per bulan untuk didistribusikan ke pelanggan masing-masing.
Ikan yang didaratkan dan didistribusikan terdiri 44 jenis ikan, yakni tujuh jenis ikan berkulit keras dan 33 jenis ikan berkulit lunak untuk hasil perairan laut.
Sedangkan 25 jenis ikan lainnya terdiri dari tiga jenis ikan berkulit keras dan 22 jenis ikan berkulit lunak untuk hasil perikanan dari perairan umum darat baik sungai, kolam, maupun tambak.
Di PPI Selili terdapat 27 kios ikan yang setiap harinya menerima suplai berbagai jenis ikan laut maupun perairan umum. Ke-27 kios tersebut terdiri dari 15 kios untuk ikan laut dan 15 kios lainnya khusus untuk ikan perairan umum.
"Mengingat peran PPI Selili yang begitu besar ini, kami harus meningkatkan kualitas pelayanannya, sehingga akan diupayakan menambah sarana dan prasarana PPI Selili yang dananya sudah ada dari DAK," ujarnya. (*)
Editor : Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017