Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sedikitnya dua kampung di Kecamatan Long Iram, Kutai Barat, Kalimantan Timur, ingin menjadi sentra pengembangan ternak sapi, sehingga melalui dana desa 2016 sebagian telah digunakan untuk pelatihan serta pengadaan bibit sapi.
"Berdasarkan hasil musyawarah desa terhadap penggunaan dana desa dengan tujuan utama pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, ada dua kampung di Long Iram yang ingin mengembangkan ternak sapi," ujar Hariati, Pendamping Lokal Desa di Kecamatan Long Iram dihubungi dari Samarinda, Senin.
Dua kampung yang memanfaatkan dana desa untuk pengembangan peternakan karena ke depan ingin menjadi sentra pengembangan sapi tingkat desa itu, adalah Kampung Sukomulyo dan Kampung Keliwai.
Dana desa tahun 2016 untuk 11 kampung di Kecamatan Long Iram senilai Rp6,86 miliar, sehingga rata-rata satu kampung atau desa mendapat alokasi dana desa dari APBN senilai Rp620 juta.
Kegiatan yang dilakukan di Kampung Sukomulyo dari dana tersebut adalah kegiatan produktif berupa pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi masyarakat berupa pelatihan ternak sapi dan pengadaaan sapi bagi tujuh kelompok ternak sebanyak 36 ekor.
Dana desa yang digunakan untuk pengembangan ekonomi produktif dari subsektor ternak ini senilai Rp360 juta. Pengadaan ternak sapi yang ke depan dilakukan secara bergilir antaranggota kelompok tani ini diharapkan bisa mempercepat jumlah populasi sapi sekaligus mewujudkan kampung sentra sapi.
Selain itu, Kampung Sukomulyo juga menyisihkan dana desa senilai Rp70 juta untuk penyertaaan modal bagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), sehingga selain masyarakat diberdayakan melalui usaha BUMDES, pemerintah desa setempat ke depan juga akan memperoleh pendapatan asli desa dari persentase keuntungan BUMDES.
Berikutnya di Kampung Keliwai, dana desa juga untuk pelatihan pengembangan ternak sapi dengan nilai Rp38,83 juta, plus pengadaan bibit sapi sebanyak 36 ekor dengan nilai Rp387 juta, kemudian untuk pembangunan Situs Juhan Adat 4x13 meter senilai Rp199 juta.
Menurut Hariati, kebutuhan daging sapi di Long Iram masih didatangkan dari luar kecamatan, bahkan luar daerah sehingga warga berinisiatif menjadikan kampung mereka sebagai sentra sapi, dengan harapan ke depan bukan saja mampu memenuhi kebutuhan lokal, tetapi bisa melayani permintaan dari luar kecamatan.
Ia melanjutkan peternak yang mendapat bantuan pengembangan sapi tersebut, sebelumnya merupakan kelompok yang asalnya memang peternak tapi selama ini belum pernah mendapat pelatihan budidaya sapi.
"Untuk itu mereka sepakat menggelar pelatihan ternak sapi, cara memelihara sapi yang baik dan benar, termasuk menentukan kondisi sapi yang sehat, mengenali jenis sapi dan pengetahuan lain sehingga keterampilan peternak meningkat," ucap Hariati lagi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Berdasarkan hasil musyawarah desa terhadap penggunaan dana desa dengan tujuan utama pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, ada dua kampung di Long Iram yang ingin mengembangkan ternak sapi," ujar Hariati, Pendamping Lokal Desa di Kecamatan Long Iram dihubungi dari Samarinda, Senin.
Dua kampung yang memanfaatkan dana desa untuk pengembangan peternakan karena ke depan ingin menjadi sentra pengembangan sapi tingkat desa itu, adalah Kampung Sukomulyo dan Kampung Keliwai.
Dana desa tahun 2016 untuk 11 kampung di Kecamatan Long Iram senilai Rp6,86 miliar, sehingga rata-rata satu kampung atau desa mendapat alokasi dana desa dari APBN senilai Rp620 juta.
Kegiatan yang dilakukan di Kampung Sukomulyo dari dana tersebut adalah kegiatan produktif berupa pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi masyarakat berupa pelatihan ternak sapi dan pengadaaan sapi bagi tujuh kelompok ternak sebanyak 36 ekor.
Dana desa yang digunakan untuk pengembangan ekonomi produktif dari subsektor ternak ini senilai Rp360 juta. Pengadaan ternak sapi yang ke depan dilakukan secara bergilir antaranggota kelompok tani ini diharapkan bisa mempercepat jumlah populasi sapi sekaligus mewujudkan kampung sentra sapi.
Selain itu, Kampung Sukomulyo juga menyisihkan dana desa senilai Rp70 juta untuk penyertaaan modal bagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), sehingga selain masyarakat diberdayakan melalui usaha BUMDES, pemerintah desa setempat ke depan juga akan memperoleh pendapatan asli desa dari persentase keuntungan BUMDES.
Berikutnya di Kampung Keliwai, dana desa juga untuk pelatihan pengembangan ternak sapi dengan nilai Rp38,83 juta, plus pengadaan bibit sapi sebanyak 36 ekor dengan nilai Rp387 juta, kemudian untuk pembangunan Situs Juhan Adat 4x13 meter senilai Rp199 juta.
Menurut Hariati, kebutuhan daging sapi di Long Iram masih didatangkan dari luar kecamatan, bahkan luar daerah sehingga warga berinisiatif menjadikan kampung mereka sebagai sentra sapi, dengan harapan ke depan bukan saja mampu memenuhi kebutuhan lokal, tetapi bisa melayani permintaan dari luar kecamatan.
Ia melanjutkan peternak yang mendapat bantuan pengembangan sapi tersebut, sebelumnya merupakan kelompok yang asalnya memang peternak tapi selama ini belum pernah mendapat pelatihan budidaya sapi.
"Untuk itu mereka sepakat menggelar pelatihan ternak sapi, cara memelihara sapi yang baik dan benar, termasuk menentukan kondisi sapi yang sehat, mengenali jenis sapi dan pengetahuan lain sehingga keterampilan peternak meningkat," ucap Hariati lagi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016