Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terus mengembangkan komoditas perkebunan, terutama lima komoditas unggulan khususnya kelapa sawit pada kawasan lahan terdegradasi.

"Pemerintah Provinsi Kaltim saat ini terus mengembangkan sektor perkebunan, khususnya kelapa sawit pada kawasan lahan yang terdegradasi," kata Asisten Ekonomi Pembangunan Sekretariat Provinsi Kaltim H Ichwansyah, pada Diskusi Publik Peranan Perkebunan Berkelanjutan dalam mendukung Transformasi Ekonomi Kaltim di Samarinda, Selasa.

Upaya Kaltim dalam mengembangkan perkebunan kelapa sawit kata Ichwansyah, mendapat hambatan dari negara lain dengan isu kampanye hitam terhadap kegiatan perkebunan sawit.

"Pengembangan perkebunan kelapa sawit dinilai penyumbang emisi CO2 pemicu `global warming` (pemanasan global) juga sangat banyak menyerap air mengakibatkan kekeringan di daerah sekitarnya," ujar Ichwansyah.

Karenanya pemerintah, kata Ichwansyah, terus berupaya menangkal isu-isu negatif dengan melakukan kegiatan perkebunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

"Pengembangan perkebunan kelapa sawit selain untuk menghasilkan CPO juga menyerap emisi CO2 serta memproduksi biomassa (energi baru)," tuturnya.

"Jadi, selain bahan baku oleochemical limbah cair sawit (POME) juga menjadi bahan baku pembangkit energi listrik. Ini bisa mengatasi kekurangan listrik bagi masyarakat desa sekitar perusahaan," kata Ichwansyah.

Sementara itu Pelaksana tugas Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim Ujang Rachmad mengemukakan, diskusi Publik Peranan Perkebunan Berkelanjutan dalam mendukung Transformasi Ekonomi Kaltim tersebut melibatkan seluruh pemangku kepentingan di subsektor perkebunan.

"Melalui diskusi ini, kami ingin ada solusi pengembangan perkebunan secara teknologi dan ramah lingkungan termasuk menyusun Raperda Perkebunan agar permasalahan dan isu-isu dapat terjawab," ujar Ujang Rachmad.

Diskusi publik dalam rangka Hari Perkebunan ke-59 itu, menghadirkan narasumber, Sekretaris Provinsi Kaltim Rusmadi dan Bernaulus Saragih dari Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman serta Bupati Seruyan Kalimantan Tengah H Sudarsono yang diikuti 150 peserta.

Diskusi itu digelar Dinas Perkebunan Kaltim dengan berkerja sama Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (Center for International Forestry Research/CIFOR) dan The Nature Conservancy (TNC). (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016