Samarinda (ANTARA Kaltim) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Timur hingga akhir Desember 2016 diperkirakan gagal memenuhi target jumlah kepesertaan KB baru sebanyak 119.000 akseptor.

"Tahun 2016 kepesertaan KB baru ditargetkan sebanyak 119.000 akseptor, namun hingga November baru terealisasi 43 persen atau sebanyak 51.170 peserta. Jumlah ini di bawah rata-rata nasional yang mencapai 60 persen," tutur Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim Sukaryo Teguh Santoso di Samarinda, Rabu.

Hal itu dikatakan Teguh saat pembukaan sosialisasi pemasangan susuk KB untuk jangka waktu tiga tahun serta kebijakan strategis kepesertaan KB jalur swasta.

Ia mengatakan berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), angka kelahiran total (TFR) di Kaltim sebesar 2,1 pada 2015. Mestinya angka tersebut dicapai pada 2020 atau berkisar 2,2.

Dalam kurun waktu lima tahun ke depan atau dari 2015 ke 2020, angka TFR bergerak naik sehingga perlu diwaspadai, karena kemungkinan akan ada tambahan migrasi pencari kerja ke Kaltim.

"Untuk itu, program KB harus gencar disosialisasikan. Jika terjadi pernikahan tidak terkontrol terutama pernikahan dini di bawah usia 20 tahun, karena berdasarkan seminar di Universitas Mulawarman, pernikahan dini di Kaltim meningkat dan tersebar di sejumlah kabupaten/kota," katanya.

Teguh menjelaskan, guna mengejar ketertinggalan kepesertaan KB di Kaltim yang baru mencapai 43 persen, maka kebijakannya adalah tetap memprioritaskan kontrasepsi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti susuk/implan, IUD, Metode Operasi Wanita (MOW), dan Metode Operasi Pria (MOP).

Ia melanjutkan, terdapat dua kendala sehingga tidak tercapainya kepesertaan KB baru di Kaltim, yakni karena keterlambatan pengiriman alat kontrasepsi seperti suntik, pil dan implan.

"Alat kontrasepsi yang dibutuhkan baru tiba di bulan November, padahal permintaan cukup tinggi. Ini merupakan kendala utama," ujarnya.

Kendala lainnya adalah Kaltim masih kekurangan tenaga petugas lapangan atau PLKB untuk melakukan pencatatan akseptor yang melakukan pemasangan kontrasepsi, baik melalui jalur pemerintah maupun jalur swasta.

Ia juga mengatakan alat kontrasepsi yang baru datang, tidak serta merta bisa dibagikan ke beberapa kabupaten/kota, tetapi terlebih dahulu disosialisasikan, khususnya susuk yang merupakan jenis baru produksi dari PT Harsen Laboratories.

"Oleh karena itu, hari ini kita melakukan sosialisasi kepada para bidan dan dokter. Sosialisasi ini menghadirkan narasumber langsung dari PT Harsen Laboratories Jakarta," katanya.

KB implan sebagai alat kontrasepsi bawah kulit ini memiliki jangka waktu selama lima tahun, namun masa efektifnya tiga tahun. Alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas. (*)       

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016