Samarinda (ANTARA Kaltim) – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sangat konsen dengan masalah-masalah kependudukan dan yang paling dikwatirkan  terjadinya bencana kependudukan  di era Bonus Demografi pada tahun 2020 - 2035.

"Pengertian bonus demografi  adalah  terjadinya ledakan penduduk usia produktif (usia 15 - 65 tahun). Di Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus demografi dalam rentang tahun 2020 - 2030. Di mana asumsi jumlah usia produktif berkisar 70 persen dibandingkan kelompok lainnya," kata Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, Sukaryo Teguh Santoso saat memberikan sambutan pada penyelenggaraan “Genre Ceria” (Generasi Berencana Ceria) di Samarinda,Minggu (12/11) 

Ia mengatakan bila tidak dimulai dari sekarang mempersiapkan putra dan putri remaja, maka dikhatirkan akan terjadi bencana kependudukan. Usia produktif yang diharapkan membangun bangsa malah menjadi beban Negara karena tidak memiliki kemampuan, kualitas SDM yang rendah serta tidak memiliki daya saing dibidang apapun.

Teguh menjelaskan ketika usia produktif yang tersedia ternyata tidak produktif karena daya saing  sementara telah dibuka perdagagan  bebas yang lebih dikenal dengan masyarakat ekonomi asia (MEA). Angka pengangguran  dan kriminalitas terus meningkat serta masalah-masalah sosial lainnya seperti kemiskinan.

"Jadi kita harus  hati-hati dan bijaksana  dalam menyikapi dan memandang bonus demografi, dipersiapkan dari sekarang biar mereka, cerdas, sehat dan  produktif , jika tidak maka  bisa sebaliknya menjadi bencana,"katanya.

Dia berharap semua pihak secara bersama-sama mempersiapkan generasi muda  dan setiap keluarga menjalankan 8 fungsi keluarga sehingga bonus demografi dapat diraih seperti yang diharapkan.

Menurutnya BKKBN melalui program Generasi Berencana (Genre) dalam rangka mempersiapkan agar para remaja tidak terjerumus  pada masalah-masalah negatif seperti, pergaulan bebas, perkawinan dini dan Narkoba.

"Pada seminar  yang digelar BKKBN bersama Universitas Mulawarman beberapa waktu lalu, di Provinsi Kaltim di Kabupaten dan Kota  usia kawin dini di bawah 20 tahun   tren nya meningkat dalam lima tahun  terakhir.Untuk itulah kita melakukan sosialisasi dan memberikan pemahaman melalui beberapa kegiatan di antaranya Jambore  Genre dan Genre Ceria,"kata Teguh.

Teguh menambahkan  kegiatan Genre Ceria yang dikemas  melalui seni budaya tradisional akan lebih mengena, memahami maksud dan tujuan serta akan melakukan kegiatan-kegiatan positif. Artinya sesuai yang diharapkan no Sex Bebas,  no Narkoba dan no HIV/Aids.

 Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak diwakili asisten I bidang pemerintahan, Meilina memberikan apresiasi kepada perwakilan BKKBN  yang mengelar Genre Ceria melalui seni  budaya  tradisonal.

"Pemerintah Provinsi Kaltim sangat mendukung apa yang dilakukan BKKBN Kaltim mempersiapkan para remaja. apalagi digelar di sebuah Mall yang langsung menarik perhatian para pengunjung," katanya.

Menurutnya remaja sebagai penerus bangsa dan memiliki permasalahan yang kompleks , rendahnya pengetahuan terkait  kesehatan reproduksi dan terjerumus penggunaan Narkoba. Dengan kegiatan seperti ini diharapkan dapat menekan seks bebas dan Narkoba.

"Kami berharap kepada seluruh SKPD  di lingkungan Pemprov kaltim yang memiliki program untuk remaja bisa disenergikan dengan Perwakilan BKKBN   Kaltim, secara bersama-sama  disosialisasikan  kepada  kalangan remaja di sekolah, perguruan tinggi dan di masyarakat," ujarnya.

Sementara itu Ketua panitia Suhartini mengatakan jumlah peserta kegiatan Genre Ceria sebanyak 300 orang  remaja yang berasal dari Kabupaten dan Kota di Kaltim serta Kabupaten Nunukan mewakili Provinsi Kaltara.

"Genre Ceria ini juga dilakukan talkshow dengan nara sumber  Bere Ali,  Aisten III  Setprov  Kaltim , Zain Taufik Nurrohman, dari Komisi IV DPRD kaltim dan  dari mitra kerja BKKBN," kata Suhartini.(*)


Pewarta: Rachmad

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016