Samarinda, (ANTARA Kaaltim) - Sebanyak 30 anggota Pramuka SMA Katolik St Fransiskus Asisi Samarinda, Kalimantan Timur, melakukan aksi sosial memungut sampah di Sungai Karang Mumus Samarinda, sebagai bentuk kepedulian menjaga lingkungan agar bersih dan sehat.
"Kami miris dengan banyaknya warga Samarinda yang masih suka membuang sampah ke sungai. Kami beruntung karena komunitas pecinta sungai mau memfasilitasi kami turut menjaga lingkungan," kata pendamping aksi memungut sampah SMAK St Fransiskus Asisi, Naftalia Palimbong di Samarinda, Sabtu.
Aksi bersih-bersih sungai ini merupakan salah satu bagian dari berbagai kegiatan pramuka yang telah diprogramkan.
Kegiatan lain yang kerap dilakukan antara lain bakti sosial dan membantu masyarakat yang dilanda bencana baik banjir, kebakaran, maupun bencana lain.
Sedangkan diterjunkannya 30 siswa kelas X dan IX yang semuanya merupakan anggota pramuka, bertujuan melestarikan sungai, karena sungai bukan tempat sampah, tapi sungai merupakan sumber kehidupan manusia dan makhluk lain yang tinggal di dalamnya.
"Kita tidak akan bisa hidup tanpa air, jadi setiap sumber air yang ada harus kita rawat, bukan malah dijadikan tong sampah. Bayangkan, jika setiap sungai di Samarinda mengalami pencemaran tingkat tinggi karena kita jadikan pembuangan limbah dan sampah. Betapa mahal dan susahnya kita mendapatkan air bersih," ujarnya.
Air Sungai Karang Mumus (SKM) masih digunakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Samarinda sebagai sumber baku air bersih untuk warga, sehingga diharapkan kesadaran setiap orang tidak membuang limbah ke sungai, baik limbah rumah tangga maupun limbah industri.
Melalui aksi lingkungan yang langsung melibatkan siswa, ia berharap kepada semua siswa memahami bagaimana seharusnya merawat sungai, yakni tidak membuang sampah sekecil apapun ke sungai, termasuk memungut sampah yang dibuang orang lain ke sungai, dengan harapan perilaku ini bisa diikuti orang lain.
Sementara Yovita Nining, salah seorang siswi yang turut memungut sampah menggunakan perahu, terlihat begitu semangat mengumpulkan helai demi helai sampah yang hanyut di sungai. Ia bahkan terlihat piawai mendayung dan mampu mengendalikan arah perahu.
"Saya orang Bahau pak, jadi sudah terbiasa pakai perahu. Saya dibesarkan di Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, sejak kecil sudah diajari cara mendayung, bahkan menggunakan ketinting hampir tiap hari kami lakukan," ujar Nining.
Dalam aksi oleh 30 pramuka itu, mereka mengumpulkan sekitar 50 kantong sampah, kemudian membuang ke tempat pembuangan sementara menggunakan dua gerobak. *
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016