Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Berkurangnya jumlah nozzle atau perangkat penyaluran premium membuat antrean terjadi di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, dalam beberapa waktu terakhir.

"Untuk itu, kami monitor terus kondisi tersebut sambil berkoordinasi dengan Pertamina," kata Asisten II Bidang Pembangunan dan Ekonomi Sekretaris Kota Balikpapan Sri Soetantinah di Balikpapan, Selasa.

Menurut Bu Tantin, panggilan akrab Soetantinah, pada saat tertentu, terjadi antrean panjang pembeli premium di SPBU Gunung Guntur.

Ia melihat antrean terjadi karena jumlah nozzle penyalur premium di SPBU tersebut berkurang, diganti nozzle pertalite, bahan bakar minyak beroktan tinggi (90) yang harganya lebih mahal Rp700 dibanding premium 88.

"Namun, sejauh ini belum ada informasi pengurangan kuota premium, kuota masih sama. Penyaluran akan terus dipantau karena kami minta disalurkan sesuai dengan kuotanya," tegas Bu Tantin.

Pemkot Balikpapan hanya mengingatkan Pertamina yang sedang bersemangat menjual pertalite, tidak membuat lupa masih ada konsumen premium.

"Masih banyak yang memilih premium karena harganya murah. Meski hanya selisih Rp700, pasti memilih yang murah kalau itu disediakan," ucapnya.

Namun, selama tidak ada perubahan signifikan atas kebijakan BBM ini, pihaknya belum akan memanggil para pihak berkepentingan dan masih akan terus memantau perkembangan serta situasi yang ada.

Secara terpisah, Pertamina memastikan stok premium aman dan perusahaan itu siap mengirimkan berapapun permintaan yang dibutuhkan pengelola SPBU.

"Premium tetap kami sediakan di semua SPBU, berapapun pasokan yang diminta akan tetap kami salurkan sesuai permintaan SPBU," kata Area Manager Komunikasi dan Relasi Pertamina Kalimantan, Dian Hapsari.

Menurut ia, status penyaluran premium saat ini adalah regular dengan stok hingga 2.874 kiloliter (KL) di Terminal BBM Balikpapan.

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014, premium bukan lagi BBM bersubsidi, artinya premium adalah BBM penugasan yang tidak lagi disubsidi oleh pemerintah.

Saat ini, tambah Dian, realisasi penyaluran premium di Kota Balikpapan tercatat sebanyak 224,6 KL per hari pada bulan Agustus, turun menjadi 118,46 KL per hari atau sekitar 47 persen pada September. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016