Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Pasokan sapi di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Oktober ini berkurang karena terhambatnya kiriman pasokan dari Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Gorontalo akibat cuaca buruk beberapa waktu terakhir.

"Cuaca sedang tidak bagus. Hujan dan gelombang tinggi memperlambat kapal-kapal yang biasa mengirim ternak ke Kalimantan," kata Kepala Dinas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan (DPKP) Kota Balikpapan Yosmianto ketika dihubungi di Balikpapan, Jumat.

Ia menjelaskan berkurangnya pasokan itu berimbas pada jumlah sapi yang dipotong di rumah potong hewan (RPH).

Yosmianto menyebutkan rata-rata harian untuk konsumsi daging di Balikpapan berasal dari 30 ekor sapi, namun sementara ini hanya tersedia 19-20 ekor per hari.

Pasokan kurang ini segera memicu kenaikan harga. Saat ini harga daging sapi berada pada kisaran Rp130.000-140.000 per kilogram, sebelumnya masih Rp120.000 per kilogram jika pasokan cukup.

Yosmianto menambahkan DPKP terus berupaya mengurangi ketergantungan pasokan sapi dari luar daerah.

"Selain penggemukan juga dilakukan pengembangbiakan sapi ternak melalui inseminasi buatan (IB). IB ini untuk meningkatkan populasi sapi kita," ujarnya.

Pada 2015, dari 100 ekor sapi program IB menghasilkan 50 ekor anak sapi. Sementara tahun 2016 karena anggaran dipotong oleh pusat, tidak ada lagi benih IB, melainkan hanya sisa dari bantuan pusat tahun lalu.

"Meski begitu, kami masih optimistis hingga tahun 2018 mendatang menargetkan populasi sapi mencapai 4.000 ekor," katanya.

DPKP Kota Balikpapan mendapatkan alokasi dana Rp33 miliar pada tahun 2016 ini dari APBD, tetapi anggaran itu dipotong hingga Rp13 miliar karena defisit anggaran yang dialami Pemkot Balikpapan.

"Rasionalisasi anggaran itu juga menyebabkan sejumlah bantuan kepada petani tertunda," kata Yosmianto. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016