Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Provinsi Kalimantan Timur dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggara pertemuan tahunan gubernur sedunia yang tergabung dalam "Governor`s Climate and Forest Taskforce" pada 2017 mendatang.

"Saat dilaksanakan Governor`s Climate and Forests (GCF) Taskforce di Provinsi Jalisco, Meksiko, pada 26 Agustus-5 September 2016, Provinsi Kaltim ditetapkan sebagai tuan rumah GFC Taskforce selanjutnya pada sekitar September-Oktober 2017," ujar Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kaltim Riza Indra Riadi di Samarinda, Rabu.

Ia menjelaskan pertemuan tahunan GFC diikuti sekitar 35 negara maupun negara bagian dari masing-masing provinsi yang memiliki hutan tropis di dunia.

"Tujuh provinsi di Indonesia telah menjadi anggota GCF, yakni Kaltim, Kalimantan Utara, Kalimantan tengah, Kalimantan Barat, Aceh, Papua, dan Papua Barat. Tujuh provinsi ini adalah pemilik hampir 60 persen luas hutan tropis di Indonesia," kata Riza.

Sedangkan negara-negara peserta yang akan hadir di antaranya Brazil, Meksiko, Amerika Serikat, Spanyol, dan sejumlah negara di Asia.

Provinsi Kaltim terpilih menjadi tuan rumah GCF, karena dari tujuh provinsi di Indonesia, Kaltim memiliki posisi tawar yang sangat tinggi terkait pengelolaan hutan dan perubahan iklim serta pembangunan ekonomi.

Selain itu, jelas Riza, negara yang masuk dalam GCF adalah negara maupun provinsi kumpulan wilayah nasional yang masih mempunyai hutan yang berkomitmen mencegah degradasi dan deforestasi di wilayah masing-masing.

"Yang jelas, dari program GCF pada 2014, Kaltim sudah mampu menurunkan emisi karbon sebesar 24 persen dari target 29 persen yang direncanakan, sehingga perlu usaha-usaha yang lebih kuat lagi untuk mencapai target yang sudah ditetapkan oleh Presiden," jelas Riza.

Guna mencegah degradasi dan deforestasi hutan dengan tujuan mengurangi emisi karbon, tambahnya, diperlukan pengurangan kegiatan manusia atau pembangunan yang dilakukan dengan cara membuka lahan hutan.(*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016