Samarinda (ANTARA Kaltim) - Nilai tukar petani (NTP) di Provinsi Kalimantan Timur pada Agustus 2016 mengalami penurunan 0,03 persen, dari 98,16 poin pada Juli naik menjadi 98,14 pada Agustus sehingga kondisi ini menggambarkan keadaan petani makin terpuruk.

"Angka keseimbangan NTP adalah 100. Apabila NTP di bawah 100, berarti petani kita merugi, namun jika NTP di atas 100, berarti petani kita mendapat keuntungan," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim M Habibullah di Samarinda, Jumat.

Perhitungan NTP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, sehingga merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan daya beli petani di pedesaan, sedangkan perhitungan harga di perkotaan menggunakan ukuran inflasi.

NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, maka semakin kuat tingkat daya beli petani.

Menurutnya, berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan pada semua kabupaten di Provinsi Kaltim pada Agustus, diperoleh angka NTP Kaltim dari berbagai subsektor pertanian tercatat 98,14 poin yang berarti petani mengalami defisit atau mengalami penurunan daya beli.

Hal ini terjadi karena adanya kenaikan penerimaan hasil produksi yang relatif lebih kecil ketimbang kenaikan harga produksi dan kebutuhan konsumsi rumah tanga petani.

Sedangkan rincian NTP per subsektor adalah NTP tanaman pangan tercatat 95,61, NTP tanaman hortikultura tercatat 91,80, NTP perkebunan rakyat sebesar 100,85, NTP perikanan sebesar 100,52, dan NTP peternakan masih tercatat paling tinggi dengan angka 103,12 poin.

"Jika dilihat per subsektor, lanjutnya, maka terdapat empat sub pertanian yang mengalami peningkatan ketimbang bulan sebelumnya, yakni tanaman pangan naik 0,16 persen, sub tanaman hortikultura naik 0,38 persen," katanya.

Kemudian subsektor perkebunan rakyat naik 0,10 persen, dan sub NTP perikanan naik 0,63 persen. Sedangkan sub NTP peternakan mengalami penurunan 1,33 persen, namun nilai tukar petani ternak masih di atas subsektor lainnya karena angkanya mencapai 103,12, sehingga untuk petani ternak masih menguntungkan. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016