Samarinda (ANTARA Kaltim) - Belasan orang yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Samarinda Menuntut menggelar unjuk rasa di depan Mapolresta Samarinda, Jumat sore, guna meminta aparat kepolisian menindak tegas pelaku kejahatan yang akhir-akhir aksinya meresahkan masyarakat.

"Kami meminta polisi dan Pemerintah Kota Samarinda memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat. Selama ini, banyak kasus-kasus kejahatan yang membuat masyarakat cemas. Tadi pagi, seorang guru SD harus meregang nyawa akibat dibegal saat akan menuju sekolahnya," ujar Koordinator lapangan Aliansi Masyarakat Samarinda Menuntut, Ari Bagus, ditemui di sela unjuk rasa.

Saat ini, kata Bagus, Kota Samarinda sudah masuk kategori darurat kriminal karena tingkat kriminalitas di ibukota Provinsi Kalimantan Timur ini semakin tinggi dan meresahkan masyarakat.

"Rasa aman warga Samarinda semakin terusik akibat tingginya angka kriminalitas. Berdasarkan hasil rilis di salah satu media, disebutkan Samarinda sebagai kota tidak aman kedua di Indonesia setelah Medan, Sumatera Utara, dengan tingkat keamanannya 31,6 persen," katanya.

Pada aksi itu, Aliansi Masyarakat Samarinda mendesak Pemerintah Kota Samarinda dan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan pengamanan dan memberi jaminan keamanan bagi warga.

Mereka juga meminta kepolisian mengusut fenomena aksi kriminal jalanan dan menindak tegas pelaku kejahatan serta meningkatkan operasi keamanan.

"Kami juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan agar tidak menjadi korban tindak kriminal jalanan. Pelaku kriminal jalanan yang mengancam jiwa warga harus diberi efek jera," tegas Ari Bagus.

Usai menyampaikan aspirasi dengan berorasi dan membentangkan berbagai spanduk, poster serta membagikan selebaran kepada para pengguna jalan, para pengunjuk rasa membubarkan diri dengan tertib.

Menanggapi desakan tersebut, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Samarinda Komisaris Polisi Sudarsono menyatakan polisi akan mengambil tindakan tegas kepada pelaku kejahatan di daerah setempat.

Ia mengakui kasus kriminal yang paling menonjol terjadi di wilayah hukum Polresta Samarinda adalah pencurian kendaraan bermotor.

"Kasus kejahatan yang paling menonjol selama ini adalah curanmor, tetapi memang aksi jambret juga kerap terjadi dan tadi pagi kasus pembegalan menimpa seorang guru SD yang menyebabkan korban meninggal dunia," katanya.

"Kami akan menindak tegas para pelaku kejahatan tersebut, termasuk saat ini masih memburu pelaku begal yang menyebabkan guru SD meninggal dunia," tambah Sudarsono.

Ia juga mengimbau masyarakat lebih berhati-hati saat keluar rumah dengan tidak mengenakan perhiasan atau membawa barang berharga yang dapat menjadi incaran para pelaku kejahatan.

"Kami juga meminta masyarakat agar selalu mawas diri dengan tidak menggunakan perhiasan berlebihan, sehingga tidak menjadi sasaran kejahatan," kata Kompol Sudarsono.      (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016