Samarinda (ANTARA Kaltim) - Citra Satelit Terra Aqua Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) per 25 Agustus 2016, mendeteksi lima "hotspot" atau titik panas di wilayah Kalimantan Timur.

"Hari ini, sekitar pukul 06. 00 Wita, citra Satelit Terra Aqua mendeteksi lima titik panas di dua kabupaten di Kaltim," ujar Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Temindung, Sutrisno dihubungi di Samarinda, Kamis.

Kelima titik panas yang terpantau itu kata Sutrisno yakni, dua terdeteksi di Kabupaten Berau yakni masing-masing satu di Kecamatan Sambaliung dan Teluk Bayur.

Sementara, tiga titik panas lanjut Sutrisno, terdeteksi di Kecamatan Telen Kabupaten Kutai Timur.

"Kelima titik panas yang terpantau di Kabupaten Berau dan Kutai Timur tersebut tingkat kepercayaannya diatas 81 hingga 100 persen. Artinya, lima titik panas yang terdeteksi itu dapat dipastikan akibat kebakaran lahan, hutan ataupun kawasan pemukiman," jelasnya.

"Sebenarnya, banyak titik panas yang terpantau di wilayah Kaltim, tetapi tingkat kepercayaannya berada di bawah 80 persen sehingga titik panas tersebut tidak bisa dipastikan apakah akibat kebakaran lahan, hutan atau kawasan pemukiman. Bisa saja titik panas yang terdeteksi melalui citra satelit dengan tingkat kepercayaan dibawah 80 persen akibat pantulan atap rumah yang terkena sinar matahari atau tumpukan batu bara," tutur Sutrisno.

Selain di Kaltim, titik panas per 25 Agustus 2016 tambah Sutrisno, juga terdeteksi di wilayah Kalimantan Utara dengan tingkat kepercayaan 81 hingga 10 persen.

Citra Satelit Terra Aqua kata Sutrisno, mendeteksi enam titik panas di wilayah Kalimantan Utara.

Keenam titik panas yang terpantau di wilayah Kalimantan Utara tersebut lanjutnya yakni, empat titik panas di Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan dan dua titik panas di Kecamatan Malinau Selatan, Kabupaten Malinau.

"Kami mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas pembakaran di sekitar kawasan lahan ataupun hutan sebab saat ini sebagian wilayah Kaltim dan Kalimantan Utara sudah masuk musim kemarau sehingga rentan terjadi kebakaran," jelas Sutrisno.      (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016