Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari menyatakan, Erau Adat Kutai dan "Festival Folk Arts Internasional" (EIFAF) merupakan kegiatan budaya bertaraf Internasional.

Kegiatan tersebut telah menjadi bagian dari kalender "Festival Folklore" dunia di bawah organisasi "International Council of Organizations of Folklore Festivals and Folk Arts" atau CIOFF, ujar Rita Widyasari saat pembukaan EIFAF di Stadion Rondong Demang Tenggarong, Minggu.

"Dengan tampilnya negara anggota CIOFF di Kota Raja Tenggarong, maka kegiatan budaya ini menjadikan Erau serupa jendela dunia untuk melihat Indonesia dari tanah Kutai Kartanegara," ucapnya.

Ia mengatakan, sejak menjadi bupati pada 2010, kunjungan pariwisata di Kutai Kartanegara terus meningkat.

Pada tahun lalu saja lanjut Rita Widyasari, saat jembatan Kartanegara belum rampung, kunjungan wisata ke Kutai Kartanegara mencapai 50 ribu orang.

"Dengan beroperasinya Jembatan Kartanegara tahun ini, kami menargetkan 70 ribu kunjungan ke Tenggarong. Sehingga, pemasukan dari sektor pariwisata juga meningkat di tengah anggaran untuk pariwisata juga dikurangi," katanya.

"Ini memang saya lakukan agar kelak pariwisata menjadi andalan menghasilkan pendapatan asli daerah bersama sektor pertanian dalam arti luas, untuk secara perlahan mengganti pendapatan dari sektor tambang dan migas," jelas Rita Widyasari.

Pelaksanaan EIFAF menurut Rita Widyasari, tentunya akan mengangkat budaya Kesultanan Kutai, budaya pesisir Melayu Kutai dan budaya pedalaman dari beragam etnis masyarakat Dayak yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam perhelatan festival budaya tersebut.

"Pesan yang disampaikan melalui EIFAF ini adalah, agar mampu menjunjung tinggi budaya daerah dalam pergaulan budaya antarbangsa," kata Rita Widyasari.

EIFAF menampilkan pertunjukkan budaya dalam bentuk festival seni tradisi Kutai dengan agenda lomba tari Jepen, lomba musik Tingkilan Tradisi dan lomba Baca Tarsul, gelar Upacara adat pedalaman.

Kegiatan lainnya yakni, tradisi "Beseprah" ataua makan bersama duduk bersila di jalan raya sepanjang lebih kurang satu kilometer.

Pada EIFAF 2016 juga digelar, lomba permainan olah raga tradisional seperti begasing, belogo, kelom panjang, behempas rotan, behempas bantal, dagongan, asen naga dan menyumpit, lomba gubang lunas, lomba perahu naga dan lomba balap perahu motor (ces).

Kegiatan Erau Ekspo dan Bazar Rakyat, festival kuliner serta Fashion Adat Kanak Kutai, juga akan dilaksanakan pada EIFAF 2016 tersebut.

Rangkaian kegiatan itu kata Rita Widyasari, menjadi atraksi wisata bagi pengunjung serta menjadi sumber penggerak roda perekonomian masyarakat.

"Membludaknya pengunjung yang datang, semakin ikut mengenalkan daya tarik wisata yang dimiliki Kutai Kartanegara khususnya di Kota Tenggarong yang diharapkan akan terus menumbuhkembangkan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan, selain pertanian," jelas Rita Widyasari.

Pada pelaksanaan EIFAF yang keempat tersebut, partisipan mancanegara terdiri dari 10 grup berasal dari 9 negara, yakni dari negara Estonia, Polandia, Romania, Rusia, Bulgaria, Lithuania, Kanada, Idaho-Amerika Serikat dan Taiwan dengan jumlah seluruh delegasi kesenian sebanyak 218 orang.

Adapun partisipan dari Kabupaten Kutai Kartanegara melibatkan 99 kelompok seni Melayu Kutai dan kesenian Dayak serta paguyuban nusantara di Kutai Kartanegara dengan jumlah partisipan sebanyak 1.479 orang.      (*)

Pewarta: Hayru Abdi

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016