Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sejumlah pelatih yang tergabung dalam tim Pemusatan Latihan Daerah KONI Kalimantan Timur mengeluhkan pengadaan peralatan tanding untuk PON XIX tahun 2016 yang hingga saat ini belum terealisasi.

Pelatih panahan Kaltim Agus Salim ketika ditemui di Samarinda, Kamis, mengatakan hingga kini anak asuhnya masih menggunakan peralatan lama untuk berlatih, sehingga apabila peralatan baru yang dibeli KONI Kaltim tiba, atletnya juga akan kesulitan untuk beradaptasi.

"Waktu pelaksanaan PON XIX menyisakan kurang sekitar 38 hari, kalau peralatan baru tiba seminggu atau lebih, percuma saja karena tidak akan bisa dimaksimalkan untuk pertandingan. Para atlet perlu waktu untuk menyesuaikan dengan peralatan baru," jelasnya.

Senada dengan Agus Salin, pelatih anggar Kaltim Ivert Reinaldo Walian juga mengatakan belum adanya realisasi pengadaan alat baru, mengakibatkan para atlet harus rela bergantian menggunakan peralatan yang ada saat menjalani program latihan.

"Secara psikologi, kondisi seperti ini tidak bagus buat atlet kami, karena peralatan latihan atau tanding wajibnya harus melekat kepada masing-masing atlet, sehingga mereka akan paham kondisi senjatanya ketika sudah dipegang lama," ujarnya.

Pelatih atletik Kaltim John Barahama mempertanyakan kapabilitas pemenang tender pengadaan peralatan tanding, sebab hingga saat ini peralatan yang dibutuhkan atlet tidak kunjung terealisasi.

Bahkan, saat dikonfirmasi mengenai keterlambatan itu, penanggung jawab lelang tidak dapat dihubungi.

"Atlet sudah mengeluh karena peralatan yang dipesan sampai sekarang belum ada kejelasan, apalagi waktunya sudah tidak lama lagi. Se�kadar diketahui, atlet masih perlu melakukan penyesuaian peralatan tanding agar terbiasa," ucapnya.

Untuk atletik saja, salah satu peralatan yang sangat diperlukan untuk kategori dasalomba di nomor lompat galah yang menjadi salah satu yang menjadi andalan Kaltim merebut medali emas.

"Tapi alat latihannya sampai detik ini tidak ada," tambahnya.

Apalagi, lanjut John, pengadaan alat ini tidak ada di Indonesia dan harus dibeli paling dekat di Singapura.

"Ini sudah sangat terlambat, atlet perlu penyesuaian dan membiasakan diri, karena ini berkaitan dengan fleksibilitas alat dan jika ingin memaksimalkan prestasinya itu dengan alat baru tentu perlu proses yang panjang dan secara teori ini sangat terlambat. Tetapi, kami tetap usahakan walaupun waktunya itu tidak lama," terang John.

Ia sudah beberapa kali menanyakan perihal peralatan latihan ini kepada KONI Kaltim dan pemenang lelang, tetapi tidak mendapatkan respon balik.

Keluhan yang sama juga dirasakan oleh cabang olahraga balap sepeda, karena peralatan yang sudah mereka diajukan kepada pemenang lelang juga belum datang.

Padahal, sepeda tersebut akan digunakan untuk uji coba di Cilacap padaa 25-29 Agustus, sekaligus penyesuaian sebelum bertanding.

"Jadi, sampai sekarang ini kami belum ada menerima peralatan sepeda yang diperlukan untuk Tour de Singkarak 2016 dan kejuaraan LCC di Cilacap nanti," kata manajer tim balap sepeda Kaltim, Nanang Sulaiman. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016