Samarinda(ANTARA Kaltim) - Wacana kebijkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy yang akan memberlakukan Full Day School tentu menuai pro dan kontra  dari berbagai kalangan. Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak menegaskan Kaltim secara resmi belum menerima sepenuhnya, karena itu harus ada penelitian dulu dan akan didiskusikan dengan  publik secara terbuka.

"Kita tidak akan menerima sebelum mengkajinya terlebih dahulu, apakah kebijakan itu betul-betul bermanfaat atau tidak, perlu dilihat apakah  kegiatan selama satu hari, dan bagaimana  dampaknya terhadap siswa,  kata Awang Faroek Ishak, di Samarinda Rabu (11/8)

Tapi kalau kebijjakan full day School untuk pendidikan karakter, tentu setuju, karena itu sangat mendukung Nawa Cita Presiden Joko Widodo-JK poin 8 yaitu melaklukan revolusi karakter bangsa melalui penataan kembali korikulum pendidikan nasional.

"Karena suatu bangsa ditentukan oleh karakter yang dimiliki, hanya bangsa yang memiliki karakter yang kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa yang bermartabat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. Karena itu menjadi bangsa yang berkarakter adalah impian  bangsa ini, termasuk Provinsi Kaltim," ujarnya.

Pada era globalisasi dan derasnya arus informasi, membuat generasi muda dengan mudah mengtahui dan menyerap informasi dan budaya dari bangsa lain. Disinilah karakter bangsa diperlukan untuk menangkal derasnya pengaruh buruk arus globalisasi.

"Membentengi generasi muda khususnya pelajar agar tidak terlindas oleh arus buruk globalisasi, diperlukan pembangunan karakter yang kuat," kata Awang Faroek.

Menghadapi era globalisasi, pendidikan sangat diperlukan untuk membangun karakter bangsa, baik dari pendidikan formal, informal maupun nonformal, semua pendidikan intinya adalah membawa perubahan karakter menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.(Humas Prov kaltim/mar).

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016