Bontang (ANTARA Kaltim) - Kelurahan Bontang Kuala di Kota Bontang, Kalimantan Timur, menerapkan layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kunjung, yakni mendatangi sejumlah RT guna mendidik anak usia dini.
"PAUD Kunjung ini telah lama kami terapkan. Pola yang dilakukan adalah kawasan yang belum memiliki PAUD, anak-anaknya didata sampai sekitar 20 anak dari beberapa RT, baru dilakukan kunjungan oleh beberapa guru," ujar Bunda PAUD Kelurahan Bontang Kuala, Dewi Wahyuni di Bontang, Jumat.
Di Bontang Kuala, lanjutnya, memiliki 16 RT dan telah ada beberapa PAUD, namun masih ada sekitar empat RT yang anak-anak usia 4-6 tahun belum terlayani PAUD, sehingga kondisi inilah yang melatarbelakangi program PAUD Kunjung.
Ia mengaku kendala dalam pelayanan PAUD Kunjung adalah mobil tidak bisa memasuki Kelurahan Bontang Kuala, karena akses jalan yang ada merupakan jembatan kayu ulin mengingat permukiman warga berada di atas air laut.
Kondisi ini pula yang menyebabkan hampir semua rumah warga, bangunan umum, maupun tempat ibadah juga seperti panggung yang di kolongnya merupakan air laut.
Untuk itu, berbagai perlengkapan PAUD seperti arena bermain, perosotan, dan ayunan anak-anak dibawa menggunakan roda tiga mirip becak.
Namun, hal itu bukan masalah karena selama ini tingkat kunjungan guru selalu rutin tiap hari secara bergiliran.
Menurut ia, para guru yang aktif dalam layanan PAUD Kunjung bukan hanya guru PAUD yang selama ini mengajar di Bontang Kuala, namun guru dari luar kelurahan juga turut membantu mencerdaskan anak di kawasan pesisir Bontang tersebut.
Kondisi ini juga menjadi efektif sehingga tingkat parisipasi sekolah meningkat atau Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD di Kelurahan Bontang Kuala naik menjadi 200 persen.
"Selain di Bontang Kuala memang ada beberapa bangunan PAUD permanen, ada pula PAUD Kunjung. Inilah yang membuat APK kami naik menjadi 200 persen karena ada anak dari kelurahan lain yang sekolah PAUD di Bontang Kuala," ujar Dewi yang juga Ketua TP PKK Bontang Kuala ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"PAUD Kunjung ini telah lama kami terapkan. Pola yang dilakukan adalah kawasan yang belum memiliki PAUD, anak-anaknya didata sampai sekitar 20 anak dari beberapa RT, baru dilakukan kunjungan oleh beberapa guru," ujar Bunda PAUD Kelurahan Bontang Kuala, Dewi Wahyuni di Bontang, Jumat.
Di Bontang Kuala, lanjutnya, memiliki 16 RT dan telah ada beberapa PAUD, namun masih ada sekitar empat RT yang anak-anak usia 4-6 tahun belum terlayani PAUD, sehingga kondisi inilah yang melatarbelakangi program PAUD Kunjung.
Ia mengaku kendala dalam pelayanan PAUD Kunjung adalah mobil tidak bisa memasuki Kelurahan Bontang Kuala, karena akses jalan yang ada merupakan jembatan kayu ulin mengingat permukiman warga berada di atas air laut.
Kondisi ini pula yang menyebabkan hampir semua rumah warga, bangunan umum, maupun tempat ibadah juga seperti panggung yang di kolongnya merupakan air laut.
Untuk itu, berbagai perlengkapan PAUD seperti arena bermain, perosotan, dan ayunan anak-anak dibawa menggunakan roda tiga mirip becak.
Namun, hal itu bukan masalah karena selama ini tingkat kunjungan guru selalu rutin tiap hari secara bergiliran.
Menurut ia, para guru yang aktif dalam layanan PAUD Kunjung bukan hanya guru PAUD yang selama ini mengajar di Bontang Kuala, namun guru dari luar kelurahan juga turut membantu mencerdaskan anak di kawasan pesisir Bontang tersebut.
Kondisi ini juga menjadi efektif sehingga tingkat parisipasi sekolah meningkat atau Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD di Kelurahan Bontang Kuala naik menjadi 200 persen.
"Selain di Bontang Kuala memang ada beberapa bangunan PAUD permanen, ada pula PAUD Kunjung. Inilah yang membuat APK kami naik menjadi 200 persen karena ada anak dari kelurahan lain yang sekolah PAUD di Bontang Kuala," ujar Dewi yang juga Ketua TP PKK Bontang Kuala ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016