Samarinda (ANTARA Kaltim) - Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur memasang spanduk peringatan bahaya di sejumlah titik pada jalur transportasi darat menjelang Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriyah guna menghindari terjadinya kecelakaan.

"Sejumlah rambu baru dan spanduk peringatan sudah disiapkan, jadi semuanya segera kami pasang di beberapa titik yang dinilai rawan bisa terjadi kecelakaan," ujar Kepala Bidang Perhubungan Darat Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur Mahmud Samsul Hadi di Samarinda, Senin.

Sejumlah spanduk yang akan dipasang itu, tulisannya berisi sesuai dengan kondisi jalan poros pada semua jalur di wilayah Kaltim yang meliputi jalur tengah, selatan, dan utara.

Untuk jalur tengah meliputi jalan Samarinda-Tenggarong-Kutai Barat. Di lokasi ini, selain terdapat beberapa jalan berlubang juga banyak tikungan tajam dan menanjak, sehingga spanduk yang dipasang isinya sesuai dengan kondisi jalan yang berbahaya tersebut.

Untuk jalur selatan arah Samarinda-Balikpapan-Penajam Paser Utara hingga ke Kabupaten Paser, juga masih ada beberapa jalan yang berlubang dan tikungan tajam, terutama di Kilometer 56 jalur Samarinda-Balikpapan.

Sedangkan untuk jalur utara yang juga menjadi jalur padat untuk menghubungkan Samarinda-Bontang-Sangatta-Bengalon-Wahau-Berau, juga ada beberapa jalan berlubang, longsor, dan menikung tajam.

"Untuk jalur Samarinda-Bontang saja ada beberapa titik yang rawan terjadi kecelakaan, seperti di Gunung Menangis dengan tanjakan sangat tinggi, kemudian di area Kebun Raya Unmul yang jalannya juga menikung. Semua titik berbahaya ini segera dipasangi spanduk agar pengemudi bisa berhati-hati," katanya.

Menurut Mahmud, jika pengemudinya merupakan sopir yang biasa melewati jalur tersebut, mungkin mereka tidak terlalu menghiraukan dengan adanya spanduk baru yang dipasang karena mereka sudah hafal tiap jengkal jalan yang tiap hari dilalui.

"Tetapi bagi sopir baru yang ingin mudik, tentu spanduk dan rambu-rambu lalu lintas merupakan hal yang penting supaya bisa lebih berhat-hati," tambahnya.

Sedangkan demi keselamatan sopir dan penumpang, Mahmud menyarankan semua sopir tidak terlalu laju di jalan raya, tetapi rata-rata kecepatan mobil sebaiknya 60 kilometer per jam, sehingga bisa cepat mengerem jika di depannya terjadi sesuatu, apalagi jalan di Kaltim rata-rata banyak tikungan.

"Semua sopir selain menyiapkan fisik dan mental diri sendiri sebelum berangkat, fisik kendaraan juga harus dicek kembali demi keselamatan bersama, seperti mengecek kondisi rem, lampu dan lainnya," ujar Mahmud. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016