Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pengprov Persatuan Panahan Nasional Indonesia Kalimantan Timur mengeluhkan kondisi peralatan latihan yang digunakan tim panahan Kaltim menuju PON XIX 2016, karena sebagian sudah rusak.

Ketua Perpani Kaltim Hanafiah di Samarinda, Rabu, mengatakan, peralatan atlet panahan Kaltim saat ini bisa dibilang sudah ketinggalan zaman, bahkan beberapa alat seperti busur panah dalam kondisi retak dan tidak standar untuk digunakan dalam latihan.

Menurut Hanafiah, dengan peralatan seadanya tersebut, tim Kaltim masih nekat mengikuti uji tanding di kejuaraan Surabaya Open yang digelar pada 21-29 Mei lalu.

Dalam ajang tersebut Kaltim menurunkan 17 pemanah. Hasilnya, atlet terbaik Benua Etam mempersembahkan 2 emas, 6 perak dan 8 perunggu.

Untuk medali dipersembahkan oleh Bustamil Arifin (Recurve Putra), Fadli dan Alpriani (Mix team Standar Bow).

"Perolehan ini sudah yang maksimal dari perjuangan atlet dengan menggunakan peralatan yang ada," kata Hanafiah.

Dari kejuaraan di Surabaya itu, menurut Hanafiah, sebenarnya masalah fisik, teknik dan mental atlet sudah cukup bagus. Hanya saja memang kondisi peralatan menjadi kendala utama tim panahan Kaltim.

Ia menjelaskan, Pengprov Perpani telah mengajukan pembelian alat kepada KONI Kaltim, namun biaya yang diberikan membeli peralatan hanya sekitar Rp300 juta. Padahal untuk peralatan tanding yang laik memerlukan biaya sekitar Rp750 juta.

"Kalau rapat terkait peralatan latihan dan tanding tersebut kemungkinan hanya untuk memastikan proses lelangnya, kalau untuk angka saya kira tidak akan ada perubahan dan ini hanya berharap ada mukjizat saja," kata dia.

Ia mengkritik program "bapak angkat" yang digadangkan bisa membantu kekurangan dana semua cabang olahraga karena pada prakteknya tidak semua bapak angkat dalam kondisi siap untuk mengucurkan dana.

Hanafiah mengaku saat ini dirinya hanya berharap ada yang berbaik hati membantu panahan Kaltim, utamanya pihak swasta yang peduli akan prestasi atlet Kaltim di ajang PON mendatang.

"Yang jelas bila persoalan alat ini tidak segera dicarikan solusi maka dampaknya bisa berpengaruh pada target PON, mungkin hanya bisa medali saja bukan emas lagi," tegasnya. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016