Samarinda, (ANTARA Kaltim) - Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak mengajak warga masyarakat untuk tidak membangun jamban atau tempat mandi, cuci, dan kakus (MCK) di bantaran Sungai Karang Mumus Samarinda karena mencemari kualitas air.

"Mulai hari ini, jangan lagi ada MCK di SKM. Warga juga jangan membuang sampah ke SKM karena selain bisa kena masalah hukum sesuai Perda Samarinda Nomor 2/2011, membuang sampah ke sungai juga mencemari lingkungan," katanya di Samarinda, Minggu.

Sebagai program jangka pendek sekaligus solusi awal untuk larangan membangun MCK di sungai itu, Gubernur menyerahkan 50 buah kloset ke warga yang tinggal di bantaran.

Ia mememinta camat dan lurah yang mewakili warga menerima kloset tersebut agar segera melakukan koordinasi dengan warga yang tinggal di bantaran untuk melakukan pembangunan MCK di darat. Setelah MCK di darat terbangun, ia minta jamban di bantaran sungai tersebut dibongkar.

"Kita sadari bahwa masalah di bantaran Sungai Karang Mumus sangat banyak. Penyelesaiannya tidak bisa langsung dituntaskan semua, tetapi per item dan bertahap, mulai dari larangan ada MCK, jangan buang sampah, kemudian untuk program jangka panjangnya adalah relokasi dan penurapan," katanya.

 Penyerahan 50 buah kloset tersebut dilakukan di samping Jembatan Gelatik. Setelah menyerahkan kloset, Gubernur Kaltim dan rombangan kemudian naik perahu untuk menyusuri ke arah hilir, selanjutanya naik di Posko Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) di samping Jembatan Kehewanan.

 Ketika menyusuri dengan perahu, rombongan juga memungut sampah menggunakan serok. Sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) baik di lingkungan Pemprov Kaltim maupun Pemkot Samarinda turut memungut sampah dari atas perahu menggunakan serok.

Wakil wali Kota Samarinda Nusyirwan Ismail ikut memungut sampah dengan kapal cepat yang bergerak perlahan mengikuti arus sungai.

Senada dengan Awang Faroek, Nusyirwan Ismail juga mengaku bahwa untuk menuntaskan persoalan di sungai itu tida  bisa langsung dilakukan sekaligus.

 "Kami telah membuat program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Kami targetkan pada tahun 2021 semua persoalan di Sungai Karang Mumus mulai dari sampah hingga permukiman sudah tidak ada lagi," kata Nusyirwan. *

Pewarta: Muhammad Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016