Samarinda (ANTARA Kaltim) – Dalam buku “Change Leadership†bisa ditemukan bahwa perubahan itu dipelopori orang-orang yang memiliki semangat gigih dan pantang menyerah semacam Awang Faroek Ishak maupun Presiden Joko Widodo.
Perubahan itu menurut penulis buku Change Leadership Non Finito Profesor Rheinald Kasali, dapat dirasakan dan dinikmati masyarakat Kaltim sekarang ini walaupun masih belum tuntas sepenuhnya.
“Saya setuju bahwa Awang Faroek sosok yang visioner,†katanya pada peluncurang buku Change Leadership Non Finito di Samarinda, Senin (18/4).
Awang Faroek lanjutnya, mmeiliki pandangan yang jauh kedepan serta kerap melakukan lompatan-lompatan pemikiran yang menakjubkan.
Gubernur Kaltim dua periode ini ujarnya, mengajak rakyatnya melakukan tantangan-tantangan adaptif dan membuat keb ijakan melalui connecting the dots (menghubungkan titik-titik).
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kaltim, Awang Faroek terus berjuang melanjutkan proyek jalan tol yang menghubungkan Balikpapan-Samarinda yang sempat tertunda 13 tahun bahkan memperpanjang akses hingga ke Bontang, Sangatta dan Maloy Kutai Timur.
Pemimpin perubahan adalah pemimpin yang mampu memperbaiki hidup masyarakatnya dan bukan hanya menggunakan jabatannya untuk pamer kekuasaan apalagi mewariskan kerusakan.
Sebagai seorang change leader (pemimpin perubahan), Awang Faroek tidak pernah takut akan banyak resiko. Sebaliknya, dia akan terus berjuang mewujudkan karya dan impiannya.
“Meski di depannya menghadang resiko besar. Sebuah ketidak pastian (non finito). Kekurangan biaya. Kurangnya dukungan masyarakat, ketidakpastian perekonomian dunia ataupun kehabisan waktu,†ungkap Rheinald.
Demikan halnya, Adrinof Chaniago (mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas) mengakui Awang Faroek Ishak merupakan contoh seorang pemimpian perubahan yang pantang menyerah dan gigih.
“Awang Faroek merupakan tokoh dari sedikit tokoh perubahan yang gigih. Kegigihan merupakan modal utama seorang pemimpin perubahan,†ujar Adrinof Chaniago.
Selain itu, Awang Faroek memiliki pemikiran lintas waktu, lintas kelompok dan golongan serta lintas wilayah dan memikirkan keunggulan. Ini pola pikir pemimpin perubahan yang memiliki mimpi rasional logis untuk kepentingan orang banyak dan masa depan.
Kemampuan dan kekuatan lobi-lobi yang dilakukan Awang Faroek menunjukkan kegigihan seorang pemimpin perubahan.
Buktinya, banyak perubahan hasil pembangunan yang telah dirasakan masyarakat Kaltim termasuk dalam kondisi “sakit†sekarang ini. Namun semangat juang Awang Faroek yang merasa memiliki tanggungjawab besar terhadap amanah masyarakat Kaltim tetap berkarya.
“Masyarakat Kaltim tidak perlu takut karya-karya Pak Awang (Awang Faroek) akan terhenti atau tidak tuntas. Karena, pembangunan akan terus berlanjut dan beliau adalah pemimpin yang terus bekerja untuk rakyatnya bukan seorang penggagas,†tegas Adrinof.
Peluncuran buku Change Laedership dirangkai dengan diskusi (semacam bedah buku) dengan pemateri tokoh masyarakat Djafar Siddiq, tokoh pemuda Fajri Alfarobi dan akademisi Bohari Yusuf dan Aji Sofyan Effendi.
Acara yang digelar di Ballroom Hotel aston Samarinda dihadiri ratusan masyarakat dari berbagai kalangan baik tokoh agama, masyarakat bahkan LSM dan pelaku usaha.(Humas Prov Kaltim/yans)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
Perubahan itu menurut penulis buku Change Leadership Non Finito Profesor Rheinald Kasali, dapat dirasakan dan dinikmati masyarakat Kaltim sekarang ini walaupun masih belum tuntas sepenuhnya.
“Saya setuju bahwa Awang Faroek sosok yang visioner,†katanya pada peluncurang buku Change Leadership Non Finito di Samarinda, Senin (18/4).
Awang Faroek lanjutnya, mmeiliki pandangan yang jauh kedepan serta kerap melakukan lompatan-lompatan pemikiran yang menakjubkan.
Gubernur Kaltim dua periode ini ujarnya, mengajak rakyatnya melakukan tantangan-tantangan adaptif dan membuat keb ijakan melalui connecting the dots (menghubungkan titik-titik).
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kaltim, Awang Faroek terus berjuang melanjutkan proyek jalan tol yang menghubungkan Balikpapan-Samarinda yang sempat tertunda 13 tahun bahkan memperpanjang akses hingga ke Bontang, Sangatta dan Maloy Kutai Timur.
Pemimpin perubahan adalah pemimpin yang mampu memperbaiki hidup masyarakatnya dan bukan hanya menggunakan jabatannya untuk pamer kekuasaan apalagi mewariskan kerusakan.
Sebagai seorang change leader (pemimpin perubahan), Awang Faroek tidak pernah takut akan banyak resiko. Sebaliknya, dia akan terus berjuang mewujudkan karya dan impiannya.
“Meski di depannya menghadang resiko besar. Sebuah ketidak pastian (non finito). Kekurangan biaya. Kurangnya dukungan masyarakat, ketidakpastian perekonomian dunia ataupun kehabisan waktu,†ungkap Rheinald.
Demikan halnya, Adrinof Chaniago (mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas) mengakui Awang Faroek Ishak merupakan contoh seorang pemimpian perubahan yang pantang menyerah dan gigih.
“Awang Faroek merupakan tokoh dari sedikit tokoh perubahan yang gigih. Kegigihan merupakan modal utama seorang pemimpin perubahan,†ujar Adrinof Chaniago.
Selain itu, Awang Faroek memiliki pemikiran lintas waktu, lintas kelompok dan golongan serta lintas wilayah dan memikirkan keunggulan. Ini pola pikir pemimpin perubahan yang memiliki mimpi rasional logis untuk kepentingan orang banyak dan masa depan.
Kemampuan dan kekuatan lobi-lobi yang dilakukan Awang Faroek menunjukkan kegigihan seorang pemimpin perubahan.
Buktinya, banyak perubahan hasil pembangunan yang telah dirasakan masyarakat Kaltim termasuk dalam kondisi “sakit†sekarang ini. Namun semangat juang Awang Faroek yang merasa memiliki tanggungjawab besar terhadap amanah masyarakat Kaltim tetap berkarya.
“Masyarakat Kaltim tidak perlu takut karya-karya Pak Awang (Awang Faroek) akan terhenti atau tidak tuntas. Karena, pembangunan akan terus berlanjut dan beliau adalah pemimpin yang terus bekerja untuk rakyatnya bukan seorang penggagas,†tegas Adrinof.
Peluncuran buku Change Laedership dirangkai dengan diskusi (semacam bedah buku) dengan pemateri tokoh masyarakat Djafar Siddiq, tokoh pemuda Fajri Alfarobi dan akademisi Bohari Yusuf dan Aji Sofyan Effendi.
Acara yang digelar di Ballroom Hotel aston Samarinda dihadiri ratusan masyarakat dari berbagai kalangan baik tokoh agama, masyarakat bahkan LSM dan pelaku usaha.(Humas Prov Kaltim/yans)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016