Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kepolisian Resor Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, berhasil menyelamatkan 91 butir penyu di Pulau Derawan yang terancam diperjualbelikan oleh oknum masyarakat.
Kapolres Berau Ajun Komisaris Besar Anggie Yulianto, dihubungi dari Samarinda, Senin menyatakan ke-91 butir telur penyu itu berhasil diselamatkan pada patroli yang digelar bersama Badan Lingkungan Hidup dan Profauna Borneo, sebuah lembaga independen nonprofit berjaringan internasional yang bergerak di bidang perlindungan hutan dan satwa liar.
"Pada patroli yang kami laksanakan pada 8-9 April 2016 di Pulau Derawan bersama BLH Kabupaten Berau yang juga melibatkan ahli penyu dari Profauna, kami berhasil menyelamatkan 91 butir telur penyu. Telur penyu itu kami temukan berada tidak jauh dari kawasan pemukiman penduduk sehingga sangat rentan diambil untuk diperjualbelikan," kata Anggie Yulianto.
Ke-91 telur penyu itu lanjut Anggie Yulianto selanjutnya dibawa ke tempat konservasi telur penyu untuk ditetaskan.
"Kemungkinan, kurung waktu 50 hingga 60 hari ke depan, telur penyu yang berhasil kami selamatkan tersebut akan menetas," kata Anggie Yulianto.
Selain melaksanakan patroli, Polres Berau bersama BLH serta Profauna tambah Anggie Yulianto juga melaksanakan dialog bersama masyarakat terkait pentingnya menjaga satwa yang sudah nyaris punah tersebut.
Pada dialog tersebut masyarakat kata Anggie Yulianto diberi pemahaman terkait upaya pelestarian penyu termasuk mengubah pola fikir masyarakat dari memperjualbelikan telur penyu diubah menjadi objek wisaya penyu bertelur yang memiliki nilai ekonomi.
"Kami memberi pemehaman kepada masyarakat bagaimana melestarikan penyu yang memiliki potensi ekonomi. Jadi, penyu bertelur itu bisa dijadikan sebagai salah satu kegiatan wisata yang tentu mendapatkan nilai ekonomi bagis masyarakat, khususnya di Pulau Derawan," katanya.
"Hasil pertemuan dengan masyarakat di Pulau Derawan itu akan menjadi rekomendasi yang akan ditindaklanjuti di tingkat kabupaten. Jadi, kami mendorong agar penyu yang selama ini dijadikan sebagai objek perburuan untuk diperjualbelikan diubah menjadi salah satu objek wisata yang tentu memberi nilai ekonomi terhadap masyarakat setempat," tutur Anggie Yulianto.
Namun, Polres Berau kata Anggie Yulianto akan tetap melakukan patroli rutin khususnya di kawasan Pulau Derawan untuk menjaga dan mengantisipasi kemungkinan masih terjadinya pencurian dan perburuan penyu.
Patroli yang dilaksanakan Polres Berau dengan berhasil mengamankan 91 butir telur penyu tersebut berdasarkan temuan petugas Badan Lingkungan Hidup (BLH) pada 29 Maret 2016 di Pulau Derawan yang menemukan delapan butir telur penyu, gumpalan darah, sebilah pisau dapur dan sandal.
Tindak lanjut temuan tersebut, POlres Berau bersama BLH dan Profauna pada 8 hingga 9 April melaksanakan patroli dan berhaisl menyelamatkan 91 butir telur penyu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
Kapolres Berau Ajun Komisaris Besar Anggie Yulianto, dihubungi dari Samarinda, Senin menyatakan ke-91 butir telur penyu itu berhasil diselamatkan pada patroli yang digelar bersama Badan Lingkungan Hidup dan Profauna Borneo, sebuah lembaga independen nonprofit berjaringan internasional yang bergerak di bidang perlindungan hutan dan satwa liar.
"Pada patroli yang kami laksanakan pada 8-9 April 2016 di Pulau Derawan bersama BLH Kabupaten Berau yang juga melibatkan ahli penyu dari Profauna, kami berhasil menyelamatkan 91 butir telur penyu. Telur penyu itu kami temukan berada tidak jauh dari kawasan pemukiman penduduk sehingga sangat rentan diambil untuk diperjualbelikan," kata Anggie Yulianto.
Ke-91 telur penyu itu lanjut Anggie Yulianto selanjutnya dibawa ke tempat konservasi telur penyu untuk ditetaskan.
"Kemungkinan, kurung waktu 50 hingga 60 hari ke depan, telur penyu yang berhasil kami selamatkan tersebut akan menetas," kata Anggie Yulianto.
Selain melaksanakan patroli, Polres Berau bersama BLH serta Profauna tambah Anggie Yulianto juga melaksanakan dialog bersama masyarakat terkait pentingnya menjaga satwa yang sudah nyaris punah tersebut.
Pada dialog tersebut masyarakat kata Anggie Yulianto diberi pemahaman terkait upaya pelestarian penyu termasuk mengubah pola fikir masyarakat dari memperjualbelikan telur penyu diubah menjadi objek wisaya penyu bertelur yang memiliki nilai ekonomi.
"Kami memberi pemehaman kepada masyarakat bagaimana melestarikan penyu yang memiliki potensi ekonomi. Jadi, penyu bertelur itu bisa dijadikan sebagai salah satu kegiatan wisata yang tentu mendapatkan nilai ekonomi bagis masyarakat, khususnya di Pulau Derawan," katanya.
"Hasil pertemuan dengan masyarakat di Pulau Derawan itu akan menjadi rekomendasi yang akan ditindaklanjuti di tingkat kabupaten. Jadi, kami mendorong agar penyu yang selama ini dijadikan sebagai objek perburuan untuk diperjualbelikan diubah menjadi salah satu objek wisata yang tentu memberi nilai ekonomi terhadap masyarakat setempat," tutur Anggie Yulianto.
Namun, Polres Berau kata Anggie Yulianto akan tetap melakukan patroli rutin khususnya di kawasan Pulau Derawan untuk menjaga dan mengantisipasi kemungkinan masih terjadinya pencurian dan perburuan penyu.
Patroli yang dilaksanakan Polres Berau dengan berhasil mengamankan 91 butir telur penyu tersebut berdasarkan temuan petugas Badan Lingkungan Hidup (BLH) pada 29 Maret 2016 di Pulau Derawan yang menemukan delapan butir telur penyu, gumpalan darah, sebilah pisau dapur dan sandal.
Tindak lanjut temuan tersebut, POlres Berau bersama BLH dan Profauna pada 8 hingga 9 April melaksanakan patroli dan berhaisl menyelamatkan 91 butir telur penyu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016