Penajam (ANTARA Kaltim) - Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Penajam Paser Utara, Joko Dwi Febrianto, meminta para petani agar membersihkan saluran irigasi untuk mengantisipasi banjir yang kemungkinan melanda areal pertanian di daerah itu.
"Memasuki musim penghujan, potensi terjadinya banjir khususnya di Kecamatan Babulu cukup tinggi dibanding wilayah lainnya di Kabupaten Penajam Paser Utara," kata Joko Dwi Febrianto, saat dihubungi di Penajam, Sabtu.
"Jadi, petani harus membersihkan saluran irigasi persawahan yang sering dipenuhi tanaman liar sehingga tidak terjadi penyumbatan," ujarnya.
Pada bulan ini lanjut Joko Dwi Febrianto, sedikitnya 400 hektare lahan pertanian di Kecamatan Babulu, terendam banjir. Banjir yang melanda lahan pertanian di kawasan itu menurut Joko Dwi Febrianto, akibat terjadinya penyumbatan karena saluran irigasi banyak ditumbuhi tanaman liar.
"Kami mengimbau para petani agar lebih peduli dengan kondisi sekitar lahan persawahan mereka, terutama kebersihan saluran irigasi agar tidak terjadi penyumbatan," kata Joko Dwi Febrianto.
Ia menyebut, terdapat 8.000 hektare lahan pertanian produktif di Kecamatan Babulu sehingga selain petani, pihak kecamatan, kelurahan dan desa di daerah itu juga harus memperhatikan ketinggian air di Sungai Talake, karena banjir sewaktu-waktu mengancam lahan pertanian produktif di daerah itu.
"Terdapat 8.000 hektare lahan pertanian produktif di Kecamatan Babulu, sehingga para petani harus memiliki kepedulian terhadap berbagai kondisi yang dapat mengancam lahan pertanian di daerah itu," harap Joko Dwi Febrianto. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Memasuki musim penghujan, potensi terjadinya banjir khususnya di Kecamatan Babulu cukup tinggi dibanding wilayah lainnya di Kabupaten Penajam Paser Utara," kata Joko Dwi Febrianto, saat dihubungi di Penajam, Sabtu.
"Jadi, petani harus membersihkan saluran irigasi persawahan yang sering dipenuhi tanaman liar sehingga tidak terjadi penyumbatan," ujarnya.
Pada bulan ini lanjut Joko Dwi Febrianto, sedikitnya 400 hektare lahan pertanian di Kecamatan Babulu, terendam banjir. Banjir yang melanda lahan pertanian di kawasan itu menurut Joko Dwi Febrianto, akibat terjadinya penyumbatan karena saluran irigasi banyak ditumbuhi tanaman liar.
"Kami mengimbau para petani agar lebih peduli dengan kondisi sekitar lahan persawahan mereka, terutama kebersihan saluran irigasi agar tidak terjadi penyumbatan," kata Joko Dwi Febrianto.
Ia menyebut, terdapat 8.000 hektare lahan pertanian produktif di Kecamatan Babulu sehingga selain petani, pihak kecamatan, kelurahan dan desa di daerah itu juga harus memperhatikan ketinggian air di Sungai Talake, karena banjir sewaktu-waktu mengancam lahan pertanian produktif di daerah itu.
"Terdapat 8.000 hektare lahan pertanian produktif di Kecamatan Babulu, sehingga para petani harus memiliki kepedulian terhadap berbagai kondisi yang dapat mengancam lahan pertanian di daerah itu," harap Joko Dwi Febrianto. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016