Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur mencatat pada Januari-Maret 2016 sudah terjadi 3.503 kasus demam berdarah dengue (DBD) sehingga masyarakat diminta waspada dan melakukan pencegahan.

"Dari kasus sebanyak itu, sudah terdapat 31 korban meninggal. DBD bisa dicegah dengan cara masyarakat rutin melakukan 3M plus ," ujar Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim Soeharsono di Samarinda, Selasa.

3M plus itu adalah menguras, menutup, dan mendaur ulang sampah sehingga tidak ada sarang nyamuk maupun mengurangi tempat berkembangnya jentik.

Menguras bak mandi, katanya, harus dilakukan secara berkala karena biasanya dalam satu minggu saja bak mandi tidak dikuras, maka jentik nyamuk sudah bisa berkembang biak sehingga menguras bak mandi sebaiknya dilakukan tiap lima hari.

Setelah bak mandi dikuras, lanjutnya, kemudian ditaburi serbuk larvasida (abate). Upaya pencegahan lainnya juga dianjurkan seperti mengoleskan bahan anti nyamuk pada tangan maupun kaki, termasuk melakukan penyemprotan.

Ia melanjutkan data DBD yang mencapai 3.503 kasus itu tersebar di 10 kabupaten/kota di Kaltim, yakni di Kota Samarinda terdapat 570 penderita dengan empat kematian, di Kota Balikpapan tercatat 444 korban dengan enam kematian.

Kemudian di kabupaten Penajam Paser Utara terdapat 99 korban dengan satu kematian, di Kabupaten Paser terdata 254 korban dengan empat kematian, Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat 810 kasus dengan enam kematian.

Selanjutnya di Kabupaten Kutai Barat terdapat 163 korban dengan satu kematian, Kabupaten Mahakam Ulu terdapat 31 kasus namun tidak ada kematian, di Kota Bontang tercatat 120 kasus namun tidak ada kematian.

"Berikutnya Kabupaten Kutai Timur ditemukan 718 kasus dengan enam kematian, dan Kabupaten Berau tercatat 294 kasus dengan tiga kematian, sehingga total korban meninggal akibat DBD hingga saat ini mencapai 31 orang," katanya.

Ia melanjutkan, kasus DBD identik dengan peningkatan jumlah curah hujan karena nyamuk aedes aegypti cepat berkembang ketika genangan air banyak akibat curah hujan. Selanjutnya, semakin banyak orang yang tergigit, maka kemungkinan orang lain yang tertular juga bertambah. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016