Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, menargetkan lahan persawahan untuk tanaman padi pada 2016 seluas 150 hektare, lebih banyak dibanding target tahun lalu seluas 125 hektare.
Kepala DPKP Kota Balikpapan Yosmianto saat dihubungi di Balikpapan, Kamis, mengatakan hingga akhir Februari ini, areal persawahan yang sudah mulai ditanami padi baru sekitar 10 hektare.
"Sebagian besar petani belum memulai tanam padi, karena sampai saat ini belum turun hujan," kata Yosminto.
Lahan sawah di Kota Balikpapan yang berada di wilayah Tritip dan Karang Joang, sebagian hanya mengandalkan air hujan untuk pengairannya (sawah tadah hujan).
Dalam sekali musim tanam, lanjut Yosmianto, petani di Balikpapan mampu menghasilkan produksi 4,7 ton gabah kering giling per hektare atau sekitar 3,5 ton beras per hektare.
Pada musim tanam 2015, produksi petani mengalami penurunan hingga 40 persen, seiring terjadinya kemarau panjang yang mengakibatkan sebagian areal persawahan mengalami kekeringan.
DPKP Balikpapan mencatat produksi gabah kering giling pada musim tanam 2015 hanya sekitar 525 ton, lebih rendah dibanding produksi tahun sebelumnya sejumlah 807 ton GKG.
"Sepanjang tahun lalu curah hujan rendah sekali, sehingga banyak lahan sawah mengalami kekeringan. Dari target tanam 125 hektare di wilayah Tritip dan Karang Joang, hanya puluhan hektare sawah yang bisa digarap petani," tambahnya.
Menurut Yosmianto, produksi petani lokal belum mampu mencukupi kebutuhan beras di Kota Balikpapan, sehingga pemerintah daerah setempat masih harus mengandalkan pasokan beras dari beberapa daerah di Pulau Jawa dan Sulawesi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
Kepala DPKP Kota Balikpapan Yosmianto saat dihubungi di Balikpapan, Kamis, mengatakan hingga akhir Februari ini, areal persawahan yang sudah mulai ditanami padi baru sekitar 10 hektare.
"Sebagian besar petani belum memulai tanam padi, karena sampai saat ini belum turun hujan," kata Yosminto.
Lahan sawah di Kota Balikpapan yang berada di wilayah Tritip dan Karang Joang, sebagian hanya mengandalkan air hujan untuk pengairannya (sawah tadah hujan).
Dalam sekali musim tanam, lanjut Yosmianto, petani di Balikpapan mampu menghasilkan produksi 4,7 ton gabah kering giling per hektare atau sekitar 3,5 ton beras per hektare.
Pada musim tanam 2015, produksi petani mengalami penurunan hingga 40 persen, seiring terjadinya kemarau panjang yang mengakibatkan sebagian areal persawahan mengalami kekeringan.
DPKP Balikpapan mencatat produksi gabah kering giling pada musim tanam 2015 hanya sekitar 525 ton, lebih rendah dibanding produksi tahun sebelumnya sejumlah 807 ton GKG.
"Sepanjang tahun lalu curah hujan rendah sekali, sehingga banyak lahan sawah mengalami kekeringan. Dari target tanam 125 hektare di wilayah Tritip dan Karang Joang, hanya puluhan hektare sawah yang bisa digarap petani," tambahnya.
Menurut Yosmianto, produksi petani lokal belum mampu mencukupi kebutuhan beras di Kota Balikpapan, sehingga pemerintah daerah setempat masih harus mengandalkan pasokan beras dari beberapa daerah di Pulau Jawa dan Sulawesi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016