Samarinda (ANTARA Kaltim) - Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak mengusulkan kepada pemangku kepentingan bidang pendidikan agar merumuskan kebijakan untuk memasukkan lagi materi sejarah Indonesia masuk kurikulum pendidikan seperti dulu.

"Dulu ada mata pelajaran Sejarah Indonesia, tapi kemudian tidak ada lagi sampai sekarang. Padahal, pelajaran sejarah sangat penting agar generasi muda sebagai penerus bangsa mengerti bagaimana sejarah bangsa," kata Awang Faroek di Samarinda, Senin.

Menurut Gubernur, pelajaran sejarah bisa juga masuk dalam pendidikan muatan lokal bersama pendidikan bela negara.

Dalam pendidikan sejarah bisa juga disisipkan sejarah perjuangan kemerdekaan, sehingga pelajar mengetahui bagaimana perjuangan para pendahulu dalam melawan penjajah.

Untuk muatan lokal Kaltim, lanjut dia, pemangku bidang pendidikan dapat merumuskan kisah-kisah heroik yang terjadi di kabupaten/kota di Kaltim, sehingga para generasi muda di daerah selain dapat memahami sejarah nasional juga memiliki wawasan perjuangan melawan penjajah di Kaltim.

"Jika ini bisa terealisasi, maka seluruh generasi muda Kaltim akan mengetahui sejarah Indonesia dan sejarah perjuangan di Kaltim. Mengetahui bahwa di Kaltim banyak terdapat situs-situs bersejarah dalam perjuangan merebut kemerdekaaan NKRI," katanya.

Di Kaltim, banyak situs bersejarah yang berkaitan dengan perjuangan merebut kemerdekaan, namun sejumlah situs itu belum diketahui oleh generasi muda, di antaranya Tugu Perjuangan di Teluk Lerong Samarinda, Monumen Merah Putih di Kota Juang Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Apabila para generasi mengetahui sejarah dan bagaimana para pejuang merebut kemerdekaan, diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan terhadap Tanah Air sehingga dapat meningkatkan semangat bela negara.

Sedangkan khusus untuk mahasiswa, Awang Faroek mengaku sudah berbicara dengan rektor dan meminta agar kegiatan masa orientasi mahasiswa baru diganti dengan pendidikan bela negara.

"Untuk pendidikan bela negara, tentu pihak universitas maupun perguruan tinggi harus bekerjasama dengan TNI, karena pendidikan di bidang ini yang mengetahui lebih detail adalah TNI," tambah Awang Faroek. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016