Jakarta (ANTARA News) - Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton
CH mengatakan polisi menemukan bendera organisasi teror ISIS di rumah
salah satu tersangka pengeboman di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
"Kita sekarang bisa memastikan ini merupakan gerakan dari ISIS. Di salah satu rumah tersangka yang sudah kami geledah, didapatkan bendera ISIS," kata Anton saat meninjau lokasi pengeboman, Jumat pagi.
Demikian juga di media online, kata dia, ISIS telah mengklaim aksi ini merupakan salah satu gerakan mereka.
"Ini ada kaitannya dengan jaringan lama, tetapi masih dalam penyelidikan. Jaringan mereka itu seperti sel, artinya kadang hidup kadang mati," ujar Anton.
Ia menyebutkan, tim kepolisian telah bergerak dan mengejar kelompok dan aktor intelektual di balik penyerangan tersebut.
Polisi juga bekerja dengan tokoh-tokoh dan alim ulama seperti dari Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
"Karena, masalah terorisme ini bukan sekadar masalah fisik semata, tetapi menyangkut ideologi dan keyakinan. Sehingga ketika berperang melawan ideologi, Polri tidak bisa sendiri dan perlu ada bantuan dan dukungan dari para ahli di bidang ini," kata Anton. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Kita sekarang bisa memastikan ini merupakan gerakan dari ISIS. Di salah satu rumah tersangka yang sudah kami geledah, didapatkan bendera ISIS," kata Anton saat meninjau lokasi pengeboman, Jumat pagi.
Demikian juga di media online, kata dia, ISIS telah mengklaim aksi ini merupakan salah satu gerakan mereka.
"Ini ada kaitannya dengan jaringan lama, tetapi masih dalam penyelidikan. Jaringan mereka itu seperti sel, artinya kadang hidup kadang mati," ujar Anton.
Ia menyebutkan, tim kepolisian telah bergerak dan mengejar kelompok dan aktor intelektual di balik penyerangan tersebut.
Polisi juga bekerja dengan tokoh-tokoh dan alim ulama seperti dari Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
"Karena, masalah terorisme ini bukan sekadar masalah fisik semata, tetapi menyangkut ideologi dan keyakinan. Sehingga ketika berperang melawan ideologi, Polri tidak bisa sendiri dan perlu ada bantuan dan dukungan dari para ahli di bidang ini," kata Anton. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016