Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kota Samarinda menggandeng Bank Indonesia dalam mengembangkan tanaman cabai organik di daerah itu.

"Bersama Bank Indonesia, saat ini kami tengah mengembangkan cabai di tiga lokasi yakni di klaster cabai Desa Sungai Siring, Kelurahan Lempake dan Kelurahan Mugirejo," ujar Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Samarinda, Marwansyah, Minggu.

Sebelumnya, yakni pada Sabtu (21/11), kata Marwansyah, petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Bahagia melaksanakan panen raya cabai organik di Kelurahan Sungai Siring.

Dengan mengusung tema "ujudkan Pertanian Terintegrasi Produk Ramah Lingkungan dan Mensejahterakan Petani", panen raya tersebut dihadiri Wali kota Samarinda Syaharie Jaang, Ketua TP PKK Puji Setyowati serta Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kaltim Kaltara, Mawardi Ritongga.

Ia menjelaskan, Bank Indonesia ikut peduli terhadap pengembangan cabe di Kota Samarinda karena pemenuhan akan kebutuhan cabai di Kaltim masih rendah.

"Pada panen raya tersebut, Kepala BI Perwakilan Kaltim dan Kaltara menyampaikan kepeduliannya terhadap pengembangan pertanian khususnya cabai karena produksi cabai hanya mampu menyumbangkan 20 persen bagi kebutuhan warga, selebihnya didatangkan dari luar pulau Kaltim," ujarnya.

"Hal tersebut menurut Mawardi Ritongga, berdampak pada sektor ekenomi sehingga cabai menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Samarinda," kata Marwansyah.

Melalui program Bank Indonesia bersama Pemkot Samarinda tersebut, kata Marwansyah, diharapkan menjadi motor penggerak warga agar dapat memanfaatkan lahan di pekarangan rumah untuk menanam cabai yang potensinya bisa meningkatkan pendapatan ekonomi bagi warga.

Pengembangan cabai di Samarinda, kata Marwansyah, sudah dilakukan sejak tiga tahun lalu.

"Sementara, bagi kelompok tani di Kelurahan Sungai Siring pengembangannya dilakukan baru satu tahun terakhir dengan mengandeng Bank Indonesia. Alhamdulillah, walaupun hampir setahun petani sudah melakukan panen sebanyak 17 kali dengan menghasilkan lebih satu ton cabai kriting. Dengan hasil tersebut, setidaknya bisa mendongkrak tingkat ekonomi petani. Jadi, jika ada petani yang masih mengaku miskin, maka saya memastikan petani tadi bukan berasal dari Samarinda," katanya.

Sebenarnya, bukan hanya cabai yang menjadi tujuan utama, tetapi harapan juga tertuju pada tumbuhan bawang agar bisa dikembangkan. Tetapi karena melihat hasil cabai lebih menjanjikan bagi petani sehingga berdasarkan kesepakatan bersama Bank Indonesia, maka kami lebih memfokuskan pada pengembangan cabai organik ini, ujar Marwansyah. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015