Samarinda (ANTARA Kaltim) - Jepang dan India menjadi negara tujuan ekspor tertinggi dari Provinsi Kalimantan Timur periode Januari-September 2015, dari total nilai ekspor yang mencapai 13,36 miliar dolar AS baik komoditas migas maupun non migas.
"Untuk ekspor tertinggi minyak dan gas (migas) adalah ke Jepang dengan nilai 2,08 miliar dolar AS, sedangkan untuk non migas tertinggi ke India dengan nilai 2,24 miliar dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Aden Gultom di Samarinda, Minggu.
Jika dirupiahkan dengan rata-rata 1 dolar AS sama dengan Rp13.000, maka nilai ekspor migas ke Jepang setara dengan Rp27,04 triliun, sedangkan ekspor non migas ke India setara dengan Rp29,12 triliun.
Ekspor migas ke Jepang pada periode Januari-September 2015 mengalami penurunan minus 25,58 persen ketimbang periode yang sama 2014, karena di periode tersebut nilai eskpornya mencapai 2,8 miliar dolar AS.
Begitu pula dengan nilai ekspor non miga ke India, terjadi penurunan minus 36,24 persen ketimbang periode yang sama 2014, karena di periode Januari-September 2014 nilai ekspornya sebesar 2,35 miliar dolar AS.
Dia melanjutkan, untuk ekspor migas tertinggi kedua adalah ke Taiwan dengan nilai 803 juta dolar, menurun ketimbang periode yang sama 2014 dengan nilai 1,4 miliar dolar.
Peringkat ketiga adalah ekspor migas ke Korea Selatan dengan nilai 619 juta dolar, atau mengalami penurunan minus 33,64 persen ketimbang periode Januari-September 2014 yang nilainya mencapai 2 miliar dolar.
Sedangkan ekspor non migas periode Januari-September 2015, berada di peringkat kedua diduduki Tiongkok dengan nilai 1,27 miliar dolar, atau menurun minus 52,27 persen ketimbang periode yang sama 2014 dengan nilai 2,34 miliar dolar.
Peringkat ketiga adalah ekspor ke Korea Selatan yang nilanya 1,01 miliar dolar. Jumlah ini mengalami penurunan 12,35 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2014 dengan nilai 1,16 miliar dolar AS.
"Berbagai komoditas yang diekspor Kaltim ke sejumlah negara tersebut di antaranya bahan bakar mineral yang terdiri minyak mentah, minyak olahan, gas, dan batu bara, Kemudian pupuk, bahan kimia, ikan, kayu dan berbagai barang dari kayu," kata Aden Gultom. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Untuk ekspor tertinggi minyak dan gas (migas) adalah ke Jepang dengan nilai 2,08 miliar dolar AS, sedangkan untuk non migas tertinggi ke India dengan nilai 2,24 miliar dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Aden Gultom di Samarinda, Minggu.
Jika dirupiahkan dengan rata-rata 1 dolar AS sama dengan Rp13.000, maka nilai ekspor migas ke Jepang setara dengan Rp27,04 triliun, sedangkan ekspor non migas ke India setara dengan Rp29,12 triliun.
Ekspor migas ke Jepang pada periode Januari-September 2015 mengalami penurunan minus 25,58 persen ketimbang periode yang sama 2014, karena di periode tersebut nilai eskpornya mencapai 2,8 miliar dolar AS.
Begitu pula dengan nilai ekspor non miga ke India, terjadi penurunan minus 36,24 persen ketimbang periode yang sama 2014, karena di periode Januari-September 2014 nilai ekspornya sebesar 2,35 miliar dolar AS.
Dia melanjutkan, untuk ekspor migas tertinggi kedua adalah ke Taiwan dengan nilai 803 juta dolar, menurun ketimbang periode yang sama 2014 dengan nilai 1,4 miliar dolar.
Peringkat ketiga adalah ekspor migas ke Korea Selatan dengan nilai 619 juta dolar, atau mengalami penurunan minus 33,64 persen ketimbang periode Januari-September 2014 yang nilainya mencapai 2 miliar dolar.
Sedangkan ekspor non migas periode Januari-September 2015, berada di peringkat kedua diduduki Tiongkok dengan nilai 1,27 miliar dolar, atau menurun minus 52,27 persen ketimbang periode yang sama 2014 dengan nilai 2,34 miliar dolar.
Peringkat ketiga adalah ekspor ke Korea Selatan yang nilanya 1,01 miliar dolar. Jumlah ini mengalami penurunan 12,35 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2014 dengan nilai 1,16 miliar dolar AS.
"Berbagai komoditas yang diekspor Kaltim ke sejumlah negara tersebut di antaranya bahan bakar mineral yang terdiri minyak mentah, minyak olahan, gas, dan batu bara, Kemudian pupuk, bahan kimia, ikan, kayu dan berbagai barang dari kayu," kata Aden Gultom. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015