Samarinda (ANTARA Kaltim) - Surat suara untuk pemilihan kepala daerah Kota Samarinda 2015, tiba di ibu kota Provinsi Kalimantan Timur itu, Selasa (17/11) malam, setelah diangkut menempuh perjalanan sehari dari Surabaya sebagai tempat mencetak surat suara itu.

Komisioner Komisi Pemilihan Umum Kota Samarinda Imam Ardiansyah di Samarinda, Selasa malam, mengatakan, kiriman surat suara tersebut telah diserahterimakan oleh pihak pemenang lelang Perum Peruri di Surabaya.

Surat suara tersebut sudah dimasukkan ke gudang logistik KPU di kompleks pergudangan Jalan Ir Sutami Kota Samarinda, dengan pengawalan pihak Panwaslu Kota Samarinda bersama aparat kepolisian setempat.

"Sekitar pukul sembilan malam kurang 10 menit surat suara tersebut telah tiba di gudang KPU, kami sudah melakukan pengecekan secara umum jumlah surat suara tersebut telah sesuai dengan kebutuhan yang kita perlukan," kata Imam.

Ia menjelaskan jumlah surat suara tersebut secara garis besar telah sesuai dengan jumlah DPT Kota Samarinda untuk Pemilu 2015 ditambah validasi DPT terakhir yakni 576.547 jiwa, dan ditambah lagi 2,5 persen surat suara cadangan. Selain itu masih ada tambahan 2 ribu surat suara untuk pemilu ulang.

Setelah pemeriksaan umum, KPU Samarinda menyiapkan agenda tahapan berikutnya yakni sortir ulang surat suara, untuk memastikan jumlah dan sekaligus mengetahui cacat atau tidaknya surat suara tersebut.

"Kita akan memulai tahapan sortir surat suara pada 20 November ini, setelah kita pastikan jumlah dan kelayakannya, maka surat suara tersebut akan dilipat sebelum didistribusikan ke masing-masing kecamatan dan kelurahan," katanya.

Ia memperkirakan tingkat kerusakan surat suara tersebut sangat kecil, pasalnya selama proses pencetakan petugas KPU Samarinda ikut memantau dan mengecek hasil surat suara yang dicetak.

"Per dua jam sekali petugas kita selalu mengecek hasil cetakan, sebelum proses cetak dilanjutkan hingga memenuhi kuota yang kita perlukan," jelas Imam.

Selain itu,lanjut Imam, reputasi Perum Peruri sebagai percetakan keuangan negara, tentunya punya pengalaman yang cukup dalam hal percetakan, apalagi hanya berbentuk surat suara yang tingkat kesulitannya jauh lebih mudah jika dibandingkan dengan mencetak uang.

"Namun semuanya tetap akan dicek ulang, siapa tahu ada kerusakan saat perjalanan, atau hal-hal lainnya," tegas Imam. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015