Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kebakaran lahan Pusat Reintroduksi Orangutan di kawasan milik Yayasan Borneo Orangutan Survival di Samboja Lestari, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, sejak 31 Agustus hingga 29 September 2015 telah menghanguskan sekitar 78.000 tanaman.
"Jenis tanaman yang berada Samboja Lestari yang ikut terbakar di antaranya kayu ulin, meranti bahkan kayu gaharu yang kami tanam semuanya juga ikut hangus terbakar," ungkap Koordinator Komunikasi Samboja Lestari, Suwardi, ketika dihubungi dari Samarinda, Selasa.
Berdasarkan hasil pemetaan, baik secara manual dengan cara menelusuri bekas lahan terbakar maupun menggunakan GPS, luas lahan yang hangus terbakar di kawasan Samboja Lestari mencapai 231,5 hektare.
"Kebakaran tahun ini yang terparah sejak kawasan Samboja Lestari didirikan," kata Suwardi.
Pada Selasa siang, kebakaran kembali melanda areal Pusat Reintroduksi Orangutan tersebut.
"Kami menerima informasi dari teman-teman di lapangan sekitar pukul 13.30 Wita yang mengatakan api kembali berkobar di dekat helipad, kawasan Samboja Lestari. Tim gabungan termasuk personel TNI dan Polri, serta tim Manggala Agni yang sudah berada di lokasi sejak beberapa hari lalu, masih terus berupaya memadamkan kobaran api," ujar Suwardi.
Hingga saat ini, lanjut Suwardi, polisi masih menelusuri kemungkinan kebakaran yang terjadi di kawasan Samboja Lestari akibat unsur kesengajaan.
"Terkait kemungkinan adanya unsur kesengajaan masih dalam penyelidikan karena areal Samboja Lestari memang dekat dengan kawasan pemukiman. Jadi, ada kemungkinan warga membakar lahan dan kerena tidak bisa dikendalikan sehingga merambah ke kawasan kami," katanya.
"Kami terus meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi meluasnya kebakaran di kawasan Samboja Lestari," ungkap Suwardi.
Sebelumnya pada 31 Agustus dan 1 September 2015, kebakaran menghanguskan sekitar 30 hektare lahan kawasan milik BOS Fondation yang memiliki lahan seluas 1.852 hektare dan saat ini memelihara tidak kurang dari 700 ekor orangutan.
Kemudian, pada 23 September 2015, api kembali menghanguskan sekitar 100 hektare lahan Samboja Lestari. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Jenis tanaman yang berada Samboja Lestari yang ikut terbakar di antaranya kayu ulin, meranti bahkan kayu gaharu yang kami tanam semuanya juga ikut hangus terbakar," ungkap Koordinator Komunikasi Samboja Lestari, Suwardi, ketika dihubungi dari Samarinda, Selasa.
Berdasarkan hasil pemetaan, baik secara manual dengan cara menelusuri bekas lahan terbakar maupun menggunakan GPS, luas lahan yang hangus terbakar di kawasan Samboja Lestari mencapai 231,5 hektare.
"Kebakaran tahun ini yang terparah sejak kawasan Samboja Lestari didirikan," kata Suwardi.
Pada Selasa siang, kebakaran kembali melanda areal Pusat Reintroduksi Orangutan tersebut.
"Kami menerima informasi dari teman-teman di lapangan sekitar pukul 13.30 Wita yang mengatakan api kembali berkobar di dekat helipad, kawasan Samboja Lestari. Tim gabungan termasuk personel TNI dan Polri, serta tim Manggala Agni yang sudah berada di lokasi sejak beberapa hari lalu, masih terus berupaya memadamkan kobaran api," ujar Suwardi.
Hingga saat ini, lanjut Suwardi, polisi masih menelusuri kemungkinan kebakaran yang terjadi di kawasan Samboja Lestari akibat unsur kesengajaan.
"Terkait kemungkinan adanya unsur kesengajaan masih dalam penyelidikan karena areal Samboja Lestari memang dekat dengan kawasan pemukiman. Jadi, ada kemungkinan warga membakar lahan dan kerena tidak bisa dikendalikan sehingga merambah ke kawasan kami," katanya.
"Kami terus meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi meluasnya kebakaran di kawasan Samboja Lestari," ungkap Suwardi.
Sebelumnya pada 31 Agustus dan 1 September 2015, kebakaran menghanguskan sekitar 30 hektare lahan kawasan milik BOS Fondation yang memiliki lahan seluas 1.852 hektare dan saat ini memelihara tidak kurang dari 700 ekor orangutan.
Kemudian, pada 23 September 2015, api kembali menghanguskan sekitar 100 hektare lahan Samboja Lestari. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015