Penajam (ANTARA Kaltim) - Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Penajam Paser Utara, mengimbau para petani agar beralih ke tanaman palawija yang lebih tahan terhadap cuaca panas, menyusul kemarau panjang yang melanda daerah itu.
"Kami mengimbau para petani agar beralih menanam palawija yang lebih tahan terhadap cuaca panas sehingga tidak mengalami kerugian, karena diprediksi musim kemarau akan berlangsung hingga Oktober 2015," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Penajam Paser Utara, Bambang Marjuki, saat dihubungi di Penajam, Senin.
Imbauan itu disampaikan menyusul terancamnya seluas 1.870 hektare sawah di Kabupaten Penajam Paser Utara, terkena fuso atau gagal panen akibat kemarau panjang yang melanda daerah itu.
Petani yang gagal panen lanjut Bambang Marjuki, bisa mengajukan permintaan bibit subsidi ke Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, paling lambat akhir Desember 2015.
"Para petani bisa mengajukan permintaan bibit subsidi itu, karena dipastikan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, tidak akan memberikan ganti rugi terhadap gagal panen yang diakibatlan oleh pengaruh iklim itu," kata Bambang Marjuki.
Berdasarkan hasil survei di lapangan, kata dia, sebanyak 1.870 hektare lahan persawahan di Penajam Paser Utara saat ini terancam fuso akibat kekeringan yang terjadi di daerah itu.
"Dari 1.870 hektare lahan persawahan yang terancam fuso tersebut, seluas 936 hektare dalam kondisi kekeringan sedang dan 934 hektare kekeringan berat," ungkap Bambang Marjuki.
Pada periode Agustus hingga September 2015, lanjut Bambang Marjuki, sebanyak 741 hektare padi siap panen sudah mengalami fuso akibat kemarau panjang yang melanda kawasan tersebut.
"Lahan persawahan yang terkena fuso terluas di Kecamatan Babulu, yakni mencapai 577 hektare. Pada Agustus 2015, sekitar 400 hektare padi terkena fuso dan hingga pertengahan September sudah tercacat 741 hektare padi yang tersebar di wilayah Penajam Paser Utara, mengalami gagal panen atau fuso," kata Bambang Marjuki. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Kami mengimbau para petani agar beralih menanam palawija yang lebih tahan terhadap cuaca panas sehingga tidak mengalami kerugian, karena diprediksi musim kemarau akan berlangsung hingga Oktober 2015," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Penajam Paser Utara, Bambang Marjuki, saat dihubungi di Penajam, Senin.
Imbauan itu disampaikan menyusul terancamnya seluas 1.870 hektare sawah di Kabupaten Penajam Paser Utara, terkena fuso atau gagal panen akibat kemarau panjang yang melanda daerah itu.
Petani yang gagal panen lanjut Bambang Marjuki, bisa mengajukan permintaan bibit subsidi ke Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, paling lambat akhir Desember 2015.
"Para petani bisa mengajukan permintaan bibit subsidi itu, karena dipastikan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, tidak akan memberikan ganti rugi terhadap gagal panen yang diakibatlan oleh pengaruh iklim itu," kata Bambang Marjuki.
Berdasarkan hasil survei di lapangan, kata dia, sebanyak 1.870 hektare lahan persawahan di Penajam Paser Utara saat ini terancam fuso akibat kekeringan yang terjadi di daerah itu.
"Dari 1.870 hektare lahan persawahan yang terancam fuso tersebut, seluas 936 hektare dalam kondisi kekeringan sedang dan 934 hektare kekeringan berat," ungkap Bambang Marjuki.
Pada periode Agustus hingga September 2015, lanjut Bambang Marjuki, sebanyak 741 hektare padi siap panen sudah mengalami fuso akibat kemarau panjang yang melanda kawasan tersebut.
"Lahan persawahan yang terkena fuso terluas di Kecamatan Babulu, yakni mencapai 577 hektare. Pada Agustus 2015, sekitar 400 hektare padi terkena fuso dan hingga pertengahan September sudah tercacat 741 hektare padi yang tersebar di wilayah Penajam Paser Utara, mengalami gagal panen atau fuso," kata Bambang Marjuki. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015