Samarinda (ANTARA Kaltim) - Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo meresmikan Bandara Maratua di pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan Malaysia dan Filipina yakni Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
"Bandara Maratua ini memang saya yang meresmikan, tetapi untuk penandatanganannya, biar Pak Presiden saja di kesempatan lain, itu bukan masalah karena yang terpenting adalah bandara ini dapat diresmikan dan dioperasionalkan," Kata Mendagri di Maratua, Jumat.
Peresmian Bandara Maratua beresama 16 proyek lain di Kabupaten Berau seharusnya dilakukan bersama-sama Gubenur Kaltim Awang Faroek Ishak, tetapi karena pesawat yang akan ditumpangi Gubernur tidak dapat mendarat, yang mendampingi peresmiannya adalah Sekprov Kaltim dan Bupati Berau.
Alasan tidak dapat mendarat pesawat yang akan ditumpangi Gubernur ada dua, pertama karena pesawat yang akan mendarat terlalu besar dengan muatan 24 orang, sedangkan panjang landasan pacu Bandara Maratua hanya 1.200 meter.
Alasan kedua adalah karena tebalnya asap akibat kebakaran hutan di sejumlah wilayah di Indonesia, sehingga kondisi ini tidak memungkinkan untuk dilakukan penerbangan karena mengganggu keselamatan.
Sebenarnya pesawat ATR dengan penumpang 24 orang itu bisa mendarat di landasan pacu sepanjang 1.200 meter jika cuaca mendukung.
Mendagri bisa sampai ke Maratua karena naik helikopter sebelum rencana keberangkatan gubernur ke Maratua yang gagal.
Terdapat dua helikopter yang mendarat perdana hari itu, yakni helikopter yang dutumpangi Mendagri dan Bupati Berau Makmur HAPK, 20 menit kemudian satu helikopter lagi yang ditumpangi Kepala Dinas Perhubungan Kaltim Zairin Zain bersama Wabup Berau Ahmad Rifai.
Dalam kesempatan itu Mendagri mengatakan, sesuai dengan Nawacita Presiden ingin membangun Indonesia dari pinggiran, maka keberadaan Bandara Maratua tentu searah dengan cita-cita bangsa, karena bandara ini merupakan salah satu cara mengubah wajah pinggiran atau perbatasan menjadi lebih baik.
"Program untuk tiga tahun pertama, targetnya adalah wajah perbatasan harus lebih cantik ketimbang negara lain, karena wajah perbatasan merupakan beranda negara sehingga pembangunannya menjadi prioritas," katanya.
Apalagi Maratua merupakan kawasan wisata, sehingga keberadaan bandara diyakini akan mampu mempercepat pergerakan ekonomi bagi masyarakat setempat, karena bandara akan memicu banyaknya wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk berkunjung. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Bandara Maratua ini memang saya yang meresmikan, tetapi untuk penandatanganannya, biar Pak Presiden saja di kesempatan lain, itu bukan masalah karena yang terpenting adalah bandara ini dapat diresmikan dan dioperasionalkan," Kata Mendagri di Maratua, Jumat.
Peresmian Bandara Maratua beresama 16 proyek lain di Kabupaten Berau seharusnya dilakukan bersama-sama Gubenur Kaltim Awang Faroek Ishak, tetapi karena pesawat yang akan ditumpangi Gubernur tidak dapat mendarat, yang mendampingi peresmiannya adalah Sekprov Kaltim dan Bupati Berau.
Alasan tidak dapat mendarat pesawat yang akan ditumpangi Gubernur ada dua, pertama karena pesawat yang akan mendarat terlalu besar dengan muatan 24 orang, sedangkan panjang landasan pacu Bandara Maratua hanya 1.200 meter.
Alasan kedua adalah karena tebalnya asap akibat kebakaran hutan di sejumlah wilayah di Indonesia, sehingga kondisi ini tidak memungkinkan untuk dilakukan penerbangan karena mengganggu keselamatan.
Sebenarnya pesawat ATR dengan penumpang 24 orang itu bisa mendarat di landasan pacu sepanjang 1.200 meter jika cuaca mendukung.
Mendagri bisa sampai ke Maratua karena naik helikopter sebelum rencana keberangkatan gubernur ke Maratua yang gagal.
Terdapat dua helikopter yang mendarat perdana hari itu, yakni helikopter yang dutumpangi Mendagri dan Bupati Berau Makmur HAPK, 20 menit kemudian satu helikopter lagi yang ditumpangi Kepala Dinas Perhubungan Kaltim Zairin Zain bersama Wabup Berau Ahmad Rifai.
Dalam kesempatan itu Mendagri mengatakan, sesuai dengan Nawacita Presiden ingin membangun Indonesia dari pinggiran, maka keberadaan Bandara Maratua tentu searah dengan cita-cita bangsa, karena bandara ini merupakan salah satu cara mengubah wajah pinggiran atau perbatasan menjadi lebih baik.
"Program untuk tiga tahun pertama, targetnya adalah wajah perbatasan harus lebih cantik ketimbang negara lain, karena wajah perbatasan merupakan beranda negara sehingga pembangunannya menjadi prioritas," katanya.
Apalagi Maratua merupakan kawasan wisata, sehingga keberadaan bandara diyakini akan mampu mempercepat pergerakan ekonomi bagi masyarakat setempat, karena bandara akan memicu banyaknya wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk berkunjung. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015