Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan
kabut asap di wilayah Sumatera dan Kalimantan kian pekat, pasalnya titik
panas makin bertambah banyak menjadi 1.887 titik.
"Meskipun operasi darurat asap telah ditingkatkan, namun titik panas atau hotspot di Sumatera dan Kalimantan tetap meningkat. Berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua pada Jumat pukul 05.00 WIB, terdapat 1.887 hotspot," kata Sutopo dalam pesan singkat pada ANTARA News di Jakarta pada Jumat.
Sebanyak 1.887 titik panas itu tersebar di 575 titik di Sumatera dan 1.312 di Kalimantan. Titik panas di Sumatera masih terkonsentrasi di Sumatera Selatan sebanyak 449 titik, Jambi 93 titik, Bangka Belitung 49 titik, dan Riau 11 titik.
Di Kalimantan ada 1.312 hotspot yaitu di Kalimantan Barat 508 titik, Kalimantan Selatan 127 titik, Kalimantan Tengah 579 titik, Kalimantan Timur 95 titik dan Kaltara 4 titik.
"Diperkirakan hingga Senin (14/9), potensi kebakaran masih tinggi karena cuaca makin kering," kata Sutopo.
Asap masih mengepung Sumsel, Jambi, Riau, sebagian Lampung, dan hampir seluruh wilayah Kalimantan kecuali Kaltara. Jarak pandang pada pagi ini tercatat di Pekanbaru 500 meter, Rengat dan Pelalawan 200 meter, Jambi 500 meter, Muaro Jambi 400 meter, Kalteng 150-700 meter, Kalsel 500 meter.
Kualitas udara sebagian besar berada pada level tidak sehat hingga berbahaya. Hingga saat ini korban akibat kabut asap terus berjatuhan. Untuk sementara, jumlah penderita ISPA di Riau 14.566 jiwa, Sumsel 22.855 jiwa, dan Kalsel 40.000 jiwa.
Berdasarkan Badan Nasional Lingkungan Hidup Singapura, kualitas udara terus memburuk yaitu 144-167 PSI atau tergolong tidak sehat. Udara dinyatakan tidak sehat jika PSI antara 1001-200.
"Upaya pemadaman api masih terus dilakukan, baik dari udara, darat, penegakan hokum, sosialisasi dan pelayanan kesehatan. Kepala BNPB, Willem Rampangilei pun memimpin rapat koordinasi di Posko Satgas Siaga Bencana Asap Akibat Karhutla di Palembang (11/9)," kata Sutopo.
Sutopo menyampaikan, tugas pokok dalam rencana operasi perlu serentak dalam pemadaman, pengerahan sumberdaya, mencegah terjadinya kebakaran baru, intensifkan sosialisasi, penegakan hukum.
Selanjutnya BNPB akan menambah satu helicopter MI-171 dari Papua ke Palembang. BNPB akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan terkait perijinan penerbangan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Meskipun operasi darurat asap telah ditingkatkan, namun titik panas atau hotspot di Sumatera dan Kalimantan tetap meningkat. Berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua pada Jumat pukul 05.00 WIB, terdapat 1.887 hotspot," kata Sutopo dalam pesan singkat pada ANTARA News di Jakarta pada Jumat.
Sebanyak 1.887 titik panas itu tersebar di 575 titik di Sumatera dan 1.312 di Kalimantan. Titik panas di Sumatera masih terkonsentrasi di Sumatera Selatan sebanyak 449 titik, Jambi 93 titik, Bangka Belitung 49 titik, dan Riau 11 titik.
Di Kalimantan ada 1.312 hotspot yaitu di Kalimantan Barat 508 titik, Kalimantan Selatan 127 titik, Kalimantan Tengah 579 titik, Kalimantan Timur 95 titik dan Kaltara 4 titik.
"Diperkirakan hingga Senin (14/9), potensi kebakaran masih tinggi karena cuaca makin kering," kata Sutopo.
Asap masih mengepung Sumsel, Jambi, Riau, sebagian Lampung, dan hampir seluruh wilayah Kalimantan kecuali Kaltara. Jarak pandang pada pagi ini tercatat di Pekanbaru 500 meter, Rengat dan Pelalawan 200 meter, Jambi 500 meter, Muaro Jambi 400 meter, Kalteng 150-700 meter, Kalsel 500 meter.
Kualitas udara sebagian besar berada pada level tidak sehat hingga berbahaya. Hingga saat ini korban akibat kabut asap terus berjatuhan. Untuk sementara, jumlah penderita ISPA di Riau 14.566 jiwa, Sumsel 22.855 jiwa, dan Kalsel 40.000 jiwa.
Berdasarkan Badan Nasional Lingkungan Hidup Singapura, kualitas udara terus memburuk yaitu 144-167 PSI atau tergolong tidak sehat. Udara dinyatakan tidak sehat jika PSI antara 1001-200.
"Upaya pemadaman api masih terus dilakukan, baik dari udara, darat, penegakan hokum, sosialisasi dan pelayanan kesehatan. Kepala BNPB, Willem Rampangilei pun memimpin rapat koordinasi di Posko Satgas Siaga Bencana Asap Akibat Karhutla di Palembang (11/9)," kata Sutopo.
Sutopo menyampaikan, tugas pokok dalam rencana operasi perlu serentak dalam pemadaman, pengerahan sumberdaya, mencegah terjadinya kebakaran baru, intensifkan sosialisasi, penegakan hukum.
Selanjutnya BNPB akan menambah satu helicopter MI-171 dari Papua ke Palembang. BNPB akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan terkait perijinan penerbangan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015