Bontang (ANTARA Kaltim) - Wali Kota Bontang, Kalimantan Timur, Adi Darma mendesak perusahaan migas PT Badak LNG untuk segera mengurus penyertifikatan lahan di Kecamatan Bontang Lestari yang rencananya digunakan proyek pembangunan kilang minyak.
Adi Darma ketika dihubungi wartawan di Bontang, Jumat, mengemukakan, pihaknya sangat mendukung megaproyek kilang minyak berkapasitas 350.000 barel per hari dari pemerintah pusat, tetapi hingga kini masalah legalitas lahannya masih menjadi kendala.
"Makanya kami mendesak Badak LNG selaku pemilik lahan untuk segera mengurus penyertifikatan lahan itu dan pemkot siap membantu," katanya.
Pemerintah telah menetapkan 10 proyek infrastruktur yang akan dijadikan mekanisme percontohan percepatan pembangunan. Tiga dari 10 proyek itu berada di Provinsi Kaltim, yakni kilang minyak Bontang, tol Balikpapan-Samarinda dan jalur kereta api.
Selain pemkot, DPRD Kota Bontang juga memberikan dukungan penuh terhadap rencana pembangunan kilang minyak tersebut, termasuk kemudahan perizinan dan lainnya.
Saat temu media pertengahan Maret lalu, manajemen PT Badak LNG menyatakan telah menyiapkan lahan seluas 2.020 hektare untuk mendukung rencana pemerintah membangun kilang minyak di Bontang.
Vice President Production PT Badak LNG Deded Hendra mengatakan pihaknya sangat mendukung jika pemerintah pusat menjatuhkan pilihannya untuk membangun kilang migas di Bontang dan pihaknya siap melaksanakannya.
"PT Badak LNG sangat siap jika kilang itu dibangun di Bontang. Pertimbangannya tidak perlu repot mengeluarkan biaya dalam pembebasan lahan, karena kami telah menyiapkan lahan, termasuk untuk pelabuhan dan bandara," katanya.
Wali Kota Adi Darma menambahkan pembangunan kilang minyak itu akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Kota Bontang, salah satunya dalam penyerapan tenaga kerja.
Selain kilang minyak, Adi Darma mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengeluarkan izin prinsip sejumlah proyek, antara lain industri bahan bakar gas oleh PT Alesco dan pembangkit listrik berkapasitas 2x100 megawatt dari Graha Power.
"Izin prinsipnya sudah keluar dan saat ini mereka sedang mengurus pembebasan lahannya," ujarnya.
Pada tahun ini juga, lanjut wali kota, proyek pipanisasi sepanjang lebih kurang 60 kilometer untuk distribusi air bersih dari Waduk Marangkayu, Kutai Kartanegara, menuju Bontang, rencananya mulai dikerjakan.
"Beberapa waktu lalu kita sudah menandatangani `MoU` (nota kesepahaman) dengan Pemkab Kutai Kartanegara mengenai pemanfaatan air baku dari Waduk Marangkayu untuk PDAM Bontang," jelas Adi Darma. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Adi Darma ketika dihubungi wartawan di Bontang, Jumat, mengemukakan, pihaknya sangat mendukung megaproyek kilang minyak berkapasitas 350.000 barel per hari dari pemerintah pusat, tetapi hingga kini masalah legalitas lahannya masih menjadi kendala.
"Makanya kami mendesak Badak LNG selaku pemilik lahan untuk segera mengurus penyertifikatan lahan itu dan pemkot siap membantu," katanya.
Pemerintah telah menetapkan 10 proyek infrastruktur yang akan dijadikan mekanisme percontohan percepatan pembangunan. Tiga dari 10 proyek itu berada di Provinsi Kaltim, yakni kilang minyak Bontang, tol Balikpapan-Samarinda dan jalur kereta api.
Selain pemkot, DPRD Kota Bontang juga memberikan dukungan penuh terhadap rencana pembangunan kilang minyak tersebut, termasuk kemudahan perizinan dan lainnya.
Saat temu media pertengahan Maret lalu, manajemen PT Badak LNG menyatakan telah menyiapkan lahan seluas 2.020 hektare untuk mendukung rencana pemerintah membangun kilang minyak di Bontang.
Vice President Production PT Badak LNG Deded Hendra mengatakan pihaknya sangat mendukung jika pemerintah pusat menjatuhkan pilihannya untuk membangun kilang migas di Bontang dan pihaknya siap melaksanakannya.
"PT Badak LNG sangat siap jika kilang itu dibangun di Bontang. Pertimbangannya tidak perlu repot mengeluarkan biaya dalam pembebasan lahan, karena kami telah menyiapkan lahan, termasuk untuk pelabuhan dan bandara," katanya.
Wali Kota Adi Darma menambahkan pembangunan kilang minyak itu akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Kota Bontang, salah satunya dalam penyerapan tenaga kerja.
Selain kilang minyak, Adi Darma mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengeluarkan izin prinsip sejumlah proyek, antara lain industri bahan bakar gas oleh PT Alesco dan pembangkit listrik berkapasitas 2x100 megawatt dari Graha Power.
"Izin prinsipnya sudah keluar dan saat ini mereka sedang mengurus pembebasan lahannya," ujarnya.
Pada tahun ini juga, lanjut wali kota, proyek pipanisasi sepanjang lebih kurang 60 kilometer untuk distribusi air bersih dari Waduk Marangkayu, Kutai Kartanegara, menuju Bontang, rencananya mulai dikerjakan.
"Beberapa waktu lalu kita sudah menandatangani `MoU` (nota kesepahaman) dengan Pemkab Kutai Kartanegara mengenai pemanfaatan air baku dari Waduk Marangkayu untuk PDAM Bontang," jelas Adi Darma. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015