Peralihan struktur ekonomi dari sektor ekstraktif mentah menuju hilirisasi industri adalah sebuah keharusan agar mempercepat transformasi ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim), kata Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman (FEB Unmul) Zainal Abidin di Samarinda, Selasa.
Zainal mengatakan peralihan struktur ekonomi tersebut untuk menciptakan nilai tambah yang nyata bagi masyarakat, tidak lagi bergantung pada tambang mentah.
Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Kaltim itu menjelaskan posisi strategis wilayah Benua Etam di jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II secara perlahan mengubah pola arus logistik yang sebelumnya terpusat di wilayah barat menjadi lebih merata ke timur Indonesia.
Zainal mengatakan para investor saat ini tidak lagi sekadar melirik lubang tambang, melainkan mulai beralih ke enam sektor prioritas baru yang selaras dengan konsep pembangunan kota masa depan.
Peluang investasi strategis tersebut mencakup industri teknologi bersih, ekowisata, farmasi berbasis bahan alam, industri kimia maju, pertanian berkelanjutan, hingga energi rendah karbon.
"Kota penyangga utama seperti Samarinda dan Balikpapan terus berbenah memperkuat fasilitas pengolahan untuk menopang ekosistem industri baru tersebut," kata Zainal.
Menurut dia, kolaborasi pemerintah pusat dan daerah dalam pembangunan infrastruktur fisik dinilai berhasil membuka akses konektivitas ke wilayah pedalaman seperti Kutai Barat dan Mahakam Ulu.
Ia mengatakan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) lokal didorong untuk tidak hanya menjadi penonton, melainkan terlibat aktif masuk ke dalam rantai pasok global. Perbankan daerah maupun internasional pun mulai menyusun skema pembiayaan khusus guna mendukung permodalan logistik bagi para pemasok lokal.
"Provinsi ini bahkan memiliki potensi pendapatan baru yang besar dari mekanisme perdagangan karbon dengan konsisten menjaga kelestarian hutan tropisnya sebagai forest city," kata Zainal, menjelaskan.
Ia melihat dinas terkait dinilai telah mengubah pola pelayanan menjadi lebih proaktif dengan strategi jemput bola untuk menarik calon investor potensial dari luar daerah.
Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kaltim Fahmi Prima Laksana, realisasi investasi di provinsi ini mencapai Rp70 triliun pada triwulan III. Saat ini minat dari investor asing banyak berasal dari Tiongkok.
Editor : Rahmad
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2025