Sangatta (ANTARA Kaltim) - Pelaksana Tugas Bupati Kutai Timur Kalimantan Timur, Ardiansyah Sulaiman di Masjid Agung Bukit Pelangi memimpin shalat gerhana bulan, Sabtu malam.
Ia mengatakan sebelum dirinya masuk ke masjid, menyaksikan gerhana bulan, meskipun tidak terlalu jelas.
"Itu adalah peristiwa kekuasaan Allah," katanya.
Puluhan orang yang menjalankan shalat Isya diajaknya untuk bersama-sama melaksanakan shalat gerhana bulan.
"Mari kita shalat gerhana bulan bersama-sama. Peristiwa ini luar biasa, maka jangan dilewatkan," kata Ardansyah.
Selain Ardiansar, warga Sangatta banyak yang menyaksikan fenomena gerhana bulan, meski tidak terlau jelas.
Oces 40 tahun warga Teluk Lingga mengatakan, ingin melihat tapi kurang jelas dan hanya nampak kehitam-hitaman dengan agak kemarahan di pinggiran bulan.
Ia mengatakan, awalnya melihat bundarab bulan hanya separuh karena sebagian tertutup awan hitam. Tapi lama-lama semakin tertutup dan kemudian nampak kemerah-merahan.
Sebelumnya Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau umat Islam di seluruh Tanah Air untuk melakukan shalat kusuful qamar atau shalat gerhana bulan di masjid, mushala, atau rumah, pada Sabtu petang hingga malam.
Berdasarkan data astronomis, pada 14 Jumadil Akhir 1436 Hijriah atau Sabtu (4/4) mulai pukul 17.15 WIB di Indonesia terjadi gerhana bulan total (GBT).
GBT 4 April 2015, merupakan Gerhana Bulan ke-30 dari 71 gerhana Bulan dalam seri Saros 132. Gerhana ini dapat disaksikan dari seluruh wilayah Indonesia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Ia mengatakan sebelum dirinya masuk ke masjid, menyaksikan gerhana bulan, meskipun tidak terlalu jelas.
"Itu adalah peristiwa kekuasaan Allah," katanya.
Puluhan orang yang menjalankan shalat Isya diajaknya untuk bersama-sama melaksanakan shalat gerhana bulan.
"Mari kita shalat gerhana bulan bersama-sama. Peristiwa ini luar biasa, maka jangan dilewatkan," kata Ardansyah.
Selain Ardiansar, warga Sangatta banyak yang menyaksikan fenomena gerhana bulan, meski tidak terlau jelas.
Oces 40 tahun warga Teluk Lingga mengatakan, ingin melihat tapi kurang jelas dan hanya nampak kehitam-hitaman dengan agak kemarahan di pinggiran bulan.
Ia mengatakan, awalnya melihat bundarab bulan hanya separuh karena sebagian tertutup awan hitam. Tapi lama-lama semakin tertutup dan kemudian nampak kemerah-merahan.
Sebelumnya Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau umat Islam di seluruh Tanah Air untuk melakukan shalat kusuful qamar atau shalat gerhana bulan di masjid, mushala, atau rumah, pada Sabtu petang hingga malam.
Berdasarkan data astronomis, pada 14 Jumadil Akhir 1436 Hijriah atau Sabtu (4/4) mulai pukul 17.15 WIB di Indonesia terjadi gerhana bulan total (GBT).
GBT 4 April 2015, merupakan Gerhana Bulan ke-30 dari 71 gerhana Bulan dalam seri Saros 132. Gerhana ini dapat disaksikan dari seluruh wilayah Indonesia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015